Kabar duka kembali datang dari dunia pendaki gunung. Seorang mahasiswa dari Unsoed Purwokerto yang juga anggota UPL, meninggal saat berada di puncak Gunung Slamet. Ia meninggal karena hipotermia yang diderita akibat cuaca buruk.
Baca juga : Berikut Restoran di Makassar Menyuguhkan Menu Lintas Benua
Kejadian pendaki meninggal karena hipotermia bukan kali yang pertama. Tentu saja ini sepatutnya menjadi pelajaran bagi pendaki lainnya untuk lebih berhati-hati serta melakukan persiapan yang matang. Apa sebenarnya hipotermia? Ini dia semua informasi yang pendaki butuhkan tentang hipotermia yang kerap menjadi ancaman.
Apa Itu Hipotermia?
Hipotermia adalah kondisi tubuh yang mengalami penurunan suhu tubuh di bawah suhu normal (35°C). Hipotermia sering terjadi pada pendaki gunung, karena mereka berada di ketinggian yang lebih tinggi di mana suhu udara lebih rendah daripada di dataran tinggi.
Hipotermia yang sering terjadi pada pendaki gunung dapat disebabkan oleh kehilangan panas tubuh yang berlebihan akibat kondisi cuaca buruk seperti hujan, angin kencang, dan angin dingin. Selain itu, hipotermia juga dapat disebabkan oleh kelelahan, pakaian yang tidak cukup, atau kombinasi dari keduanya.
Gejala dari hipotermia yang sering terjadi pada pendaki gunung adalah perubahan suhu tubuh, kesulitan bernapas, kelemahan otot, pusing, lesu, dan mengantuk. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan kematian.
Risiko dari hipotermia yang sering terjadi pada pendaki gunung adalah kematian. Hipotermia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak, gangguan sistem saraf pusat, bahkan kematian. Selain itu, hipotermia juga dapat menyebabkan kerusakan jantung dan paru-paru, hipotensi, aritmia jantung, dan infeksi.
Tips Mencegah Hipotermia untuk Pendaki
Agar pendakian tetap jadi liburan yang menyenangkan, lakukan beberapa hal ini untuk mencegah kamu terkena hipotermia:
1. Gunakan pakaian lapisan yang melindungi dari dingin dan kelembaban.
2. Membawa obat-obatan yang diperlukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
3. Lakukan persiapan secara matang dan sesuai dengan kondisi cuaca.
4. Beristirahat secara teratur dan cukup selama pendakian.
5. Berjaga-jaga terhadap gejala hipotermia seperti menggigil, lemas, sulit bernapas, dan detak jantung yang melambat.
6. Pastikan untuk membawa peralatan pendakian yang dibutuhkan seperti tenda, makanan, dan air.
7. Pastikan selalu minum air yang cukup dan terhidrasi dengan baik.
Itulah penjelasan singkat mengenai bagaimana cara mencegah hipotermia saat berpendakian. Sebagai pendaki, selalu siapkan mental dan fisik kamu dengan baik sebelum berangkat ke trek, dan gunakan teknik yang tepat. Jangan mengabaikan kondisi medan dan cuaca, selalu perhatikan keselamatan diri sendiri. Next