Cerita-cerita mengenai peristiwa kontroversial pariwisata Indonesia 2018 menjadi bahan obrolan yang menarik banyak perhatian. Jelas ada yang membuat gemas, ada yang menyayangkan, ada yang sekadar berkomentar. Nah! Berikut ini Travelingyuk rangkumkan, 10 cerita kontroversi yang terjadi pada dunia pariwisata Indonesia sepanjang 2018 versi Travelingyuk. Apa saja, ya?
Baca juga : Nasi Minyak Haji Abuk, Konsisten Nikmat Sejak 80-an
1. Ujaran Wisata Halal adalah Haram oleh Bupati Lombok Timur
Peristiwa Kontroversial Pariwisata Indonesia 2018 yang terjadi awal Januari 2018 adalah mengenai pernyataan dari Bupati Lombok Timur, Mochamad Ali yang menyatakan bahwa wisata halal menuai kontroversi. Mochamad Ali menegaskan tidak ada sepakat dalam penggunaan kata syariah atau unsur agama dalam pariwisata.
Ali menilai, di dalam ajaran Islam, wisata adalah sesuatu yang haram sebab membuang-buang uang. Ali beranggapan bahwa wisata dan syariah adalah dua hal berbeda yang tidak bisa dipadukan.
Dinilai oleh Dian Sandi Utama, Aliansi Pemuda NTB di Jakarta, pernyataan Bupati Lombok Timur tersebut sangat tidak relevan, terutama dengan keadaan kata hari ini. Bagaimana menurut Teman Traveler?
2. Kontroversi Plagiat yang Dilakukan Rabbit Town
Sekitar bulan Maret lalu, media sosial ramai oleh berita yang mengatakan bahwa Rabbit Town plagiat. Baru dua bulan dibuka, destinasi wisata selfie yang berlokasi di Bandung ini dikatakan menjiplak beberapa ikon instalasi seni kontemporer karya seniman internasional. Seperti spot Love Light, Ice Cream Cone dan Sticker Room yang khas dengan polkadot warna-warni.
Masing-masing spot tersebut dikatakan merupakan plagiat dari karya seniman internasional. Seperti Chris Burden yang dipajang di Los Angeles County Museum of Art, spot Ice Cream Cone yang mirip sekali dengan salah satu instalasi di The Museum of Ice Cream Los Angeles dan sticker room yang mirip dengan karya seniman Yayoi Kusama.
Berita tentang indikasi bahwa wisata Bandung plagiat ini mulai ramai diperbincangkan setelah Ario Kiswinar mengunggahnya di media sosial. Bahkan berita mengenai Rabbit Town plagiat sudah sampai ke pihak Museum of Ice Cream di Los Angeles. Hal ini juga turut diberitakan oleh media luar negeri.
Menanggapi berita yang ramai tersebut, pihak Rabbit Town yang diwakili General Manager, Ferdi Chandra menyatakan bahwa pihaknya terinspirasi. Menindaklanjuti hal ini, Rabbit Town akan memasang klaim pada setiap karya yang terinspirasi tersebut.
3. Kembali Isu Plagiasi, Kali Ini Terjadi pada Ice Cream World Bali dan Jogja
Peristiwa Kontroversial Pariwisata Indonesia 2018 selanjutnya juga tentang plagiasi. Destinasi wisata selfie memang tengah menjadi trend wisata baru di negeri ini. Sayang, isu plagiasi tidak luput darinya. Setelah Rabbit Town, tidak lama kemudian Ice Cream World yang ada di Bali dan Jogja turut dianggap plagiasi. Kali ini, keduanya dianggap meniru instalasi yang ada di Museum of Ice Cream di Amerika. Baru dibuka Februari 2018, kedai yang menjual es krim dan gelato ini memiliki beberapa spot yang persis dengan MOIC. Salah satunya Ice Cream Light.
4. Dibangun di Kawasan Rawan Bencana Merapi, The Lost World Castle Jogja Berstatus Ilegal
Peristiwa kontroversial pariwisata Indonesia 2018 selanjutnya merupakan kasus yang sudah terjadi sejak awal 2017 lalu. Yaitu pembangunan The Lost World Castle Jogja yang tidak dilengkapi izin. Selain itu, kawasan wisata ini juga dibangun di Kawasan Rawan Bencana III erupsi Gunung Merapi. Menurut Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Djokolelana Juliyanto, lokasi The World Castle rawan dengan awan panas, guguran batu, aliran lava dan hujan abu lebat apabila suatu saat Merapi kembali bererupsi.
Pendirian The Lost World Castle melanggar beberapa aturan sekaligus. Yaitu Perpres tentang Perencanaan Tata Ruang dan Perbup tentang Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. Pihak pengelola sudah mengetahui bahwa izin permohonan pembangunan ditolak dengan alasan tersebut. Namun mereka berusaha melakukan komunikasi agar pembangunan objek wisata ini dilegalkan. Tetapi sampai Maret 2018, status TLWC masih ilegal.
5. Sengketa Lahan Pabrik Gula Colomadu
Teman Traveler pernah berkunjung ke objek wisata bekas Pabrik Gula Colomadu yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini? Bangunan bersejarah yang dipugar menjadi arena wisata ini ternyata juga memiliki cerita kontroversi. Yaitu terkait status kepemilikan kawasan.
Pada Maret 2018, pihak Pura Mangkunegaran kembali melayangkan protes kepada pemerintah terkait revitalisasi kawasan bekas Pabrik Gula Colomadu. Pihak Mangkunegaran meyakini bahwa lahan PG Colomadu masih berada di bawah kepemilikannya. Sejak dibangun oleh KGPAA Mangkunegara IV pada 1861, pihaknya tidak merasa pernah menyerahkan lahan tersebut kepada siapa pun.
Mengantongi sertifikat yang dipegang PTPN IX, tertulis bahwa tanah tersebut bekas milik Mangkunegaran. Pihak Mangkunegaran mengatakan pernah menjalankan regulasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 dan 4 tahun 1946. Isinya, seluruh pabrik dan usaha pertanian milik Kasunanan dan Mangkunegara dikuasai negara; bukan tanahnya.
6. Penyiksaan Kuda di The Ranch Cisarua Datangkan Kontroversi
Peristiwa kontroversial pariwisata Indonesia 2018 selanjutnya datang dari kawasan wisata The Ranch Bogor Cisarua. Masih ingat cerita kontroversinya? Ya! Penyiksaan kuda yang direkam dan diunggah di insta stories milik Pevita Pearce pada 10 April 2018 lalu langsung mengundang marah dari banyak pihak. Pevita juga menuliskan bahwa kuda tersebut diikat, dipukuli, dari badan, leher hingga wajah.
Menanggapi hal tersebut, pihak The Ranch Mega Mendung Cisarua mengakui kalau perlakuan yang dilakukannya salah dan menyimpang sebab pihak yang melakukan hal tersebut adalah pekerja baru. Mereka mengklaim akan segera menindaklanjuti hal tersebut dan kembali mengatakan bahwa orang yang ada di dalam video tidak memiliki kewenangan untuk melatih kuda.
7. Peternakan Ayam di Geopark Gunung Sewu
Gunung Sewu merupakan salah satu kawasan geopark di Gunungkidul yang sudah diakui oleh UNESCO. Sayangnya, di sini malah dibangun peternakan ayam seluas 20 hektar. Tepatnya berada di area wisata Desa Pacarejo. Hal tersebut disampaikan oleh tokoh pariwisata sekaligus pengelola Goa Jomblang di kawasan Geopark Gunung Sewu, Cahyo Alkantana.
Peternakan ayam tersebut berada di lingkaran 1 zona inti Gunung Sewu. Kawasan di mana zona inti wisata gua-gua dan telaga karst berada. Kandang merupakan pertemuan dari 4 sungai bawah tanah utama yaitu Sumuluh Seropan, Jomblang Grubug, Bribin dan Ngingrong. Dikhawatirkan pembuangan limbah ayam akan mengalir ke sungai-sungai bawah tanah yang sebelumnya dimanfaatkan untuk sumber air minum dan kegiatan wisata.
Mirisnya, peternakan ayam atas nama PT Widodo Makmur Unggas belum mendapatkan izin. Tetapi pihaknya sudah memotong sekitar 5 conical karst untuk mendapatkan lahan yang lebih rata. Karenanya pembangunan peternakan ini masuk dalam salah satu peristiwa kontroversial pariwisata Indonesia 2018.
8. Perubahan Nama Bandara Lombok
Pada September 2018, Bandara Internasional Lombok menuai kontroversi. Pasalnya nama bandara tersebut diubah menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Perubahan nama sudah diputuskan oleh SK Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Keputusannya ditolak oleh pemerintahan Lombok Tengah. Sementara Menhub, Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa nama tersebut dipilih karena merupakan salah satu pahlawan nasional dari NTB.
9. Rencana Kenaikan Tiket dan Ujaran Gubernur NTT Menjadi Kontroversi Pulau Komodo
Peristiwa Kontroversial Pariwisata Indonesia 2018 lainnya adalah tentang Pulau Komodo. Pada 1 Desember 2018, harga tiket masuk ke wisata ini rencananya akan mengalami kenaikan. Rencana ini kontan menuai protes dari berbagai pihak. Gubernur NTT, Viktor Laiskodat berencana akan menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo hingga USD 500 atau sekitar Rp 7 juta untuk turis asing dan USD 100 atau Rp 1,4 juta untuk turis lokal.
Pengamat pariwisata, Tedjo Iskandar, mengungpkan harga tiket yang direncanakan terlalu berlebihan. Menurutnya, dengan harga sebesar itu, wisatawan mancanegara akan lebih memilih berwisata ke Thailand. Selain harga tiket yang rencananya akan dinaikkan, sambutan Viktor Laiskodat pada Rapat Kerja Triwulan III Polda NTT yang dilaksanakan 5 Desember 2018 lalu juga mengundang kontroversi.
Ia mengatakan bahwa tidak ada perlindungan manusia di Taman Nasional Komodo. Sehingga manusia boleh mati dan Komodo harus dilindungi agar tidak boleh mati. Menurut Asnawi Bahar, Ketua Umum ASITA (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies, bahasa yang digunakan terlalu vulgar, pernyataan Bapak Gubernur bisa mendatangkan rasa takut bagi pengunjung.
10. Polemik Anyer
Kontroversi objek wisata Pantai Anyer sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Pantainya yang banyak dikunjungi wisatawan ternyata menyimpan permasalahan. Terutama soal pengelolaan. Diketahui bahwa sebagian besar objek wisata di Anyer dikelola oleh pihak swasta atau individu. Dalam hal pengelolaan, pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Banten mengajak pemerintah. Termasuk soal dorongan adanya pantai gratis yang disiapkan untuk public. Hal ini disampaikan Sari Alam sebagai Ketua PHRI pada 4 Desember 2018 lalu.
Beberapa peristiwa kontroversial pariwisata Indonesia 2018 menjadi bagian dari perkembangan pariwisata negeri ini yang bergerak semakin dinamis. Sebagai Teman Traveler, harapannya tentu saja kontroversi seperti ini tidak ada lagi. Tentu agar berwisata menjadi lebih aman dan nyaman. Setuju? Next