in , ,

Serunya Melihat Proses Kerajinan Perak di HS Silver Kotagede

Kerajinan perak ini sudah melegenda loh namanya!

Kerajinan perak di Kotagede muncul pada zaman Kerajaan Mataram Islam, yakni sekitar abad ke-16, dimulai ketika Panembahan Senopati memerintahkan warganya untuk membuat perhiasan dari emas dan perak. Lambat laun usaha daerah ini semakin terkenal dan menjadi salah satu ikon khas Kotagede. Untuk mengetahui lebih lanjut proses kerajinan perak di Kotagede, simak ulasan berikut ini.

Baca juga : Mangrove Park Berbas Pantai Bontang! Semakin Instagenic

Lokasi dan Cara Menempuhnya

tyimg_1824_MXR.JPG
Gapura HS Silver di Kotagede (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Berlokasi di Jalan Mondorakan Nomor 1, Kotagede, Yogyakarta, Harto Suhardjo Silver atau yang sering dikenal HS Silver ini merupakan salah satu pelopor kerajinan perak di Kotagede. Nama HS Silver diambil dari inisial nama pemiliknya.

Jika berangkat dari XT Square Yogyakarta, kamu harus melalui Jalan Pramuka untuk menuju Kotagede. Setelah menemukan perempatan lampu merah, langsung saja belok kiri ke arah Jalan Monodorokan. Cukup menempuh kurang lebih 300 meter, kamu akan menemukan HS Silver di seberang rumah makan Omah Dhuwur.

tyimg_1786_4O9.JPG
Tempat Produksi Kerajinan Perak HS Silver (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Menariknya, saya dipersilahkan untuk mengunjungi tempat pengrajin perak yang masih satu bangunan dengan toko perak HS Silver ini. Boleh dibilang, tempatnya bisa dikatakan bersih untuk sebuah tempat produksi. Saya dipandu oleh Pak Arfik selaku pegawai untuk mengelilingi tempat kerajinan perak ini.

tyimg_1737_xzo.JPG
Pak Arfik yang Sedang Menjelaskan Poses Membuat Kerajinan Perak (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Tahap pertama yang harus dilakukan dalam membuat kerajinan perak adalah menimbang bahan baku yang akan digunakan. Tujuannya agar bisa menghasilkan perak yang mudah dibentuk dan kokoh. Jika sudah sesuai, biji perak dan tembaga dileburkan agar menjadi bentuk yang lebih solid

tyimg_1740new_g9w.JPG
Perajin yang membuat perak menjadi bentuk kawat (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Mengapa membutuhkan tembaga? Karena jika keseluruhan bahan hanya menggunakan perak, kerangkanya akan sangat lunak sehingga sulit dibentuk. Semua proses yang dilakukan, seperti membentuk biji tembaga dan perak menjadi kawat yang pipih menggunakan alat manual yang digerakkan oleh tangan pengrajin di sini. 

tyimg_1742new_qxT.JPG
Pengrajin yang sedang membuat kerangka liontin (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Tahap kedua dari proses kerajinan perak adalah mengambil batangan perak yang sudah jadi, kemudian dipipihkan membetuk kawat. Tujuannya agar mudah dibentuk oleh pengrajin menjadi aneka ragam perhiasan sesuai dengan kebutuhan penjualan. Kalian juga bisa memesan perhiasan dengan desin sesuai keinginan, lho. Kerajinan perak yang dibentuk dari kawat ini disebut Filigree.

tyimg_1768new_XTT.JPG
Membentuk kerangka perak untuk menjadi cincin (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Setelah kerangka sudah terbentuk seperti yang diinginkan, proses selanjutnya adalah melapisinya dengan bubuk perak. Bubuk ini ditempel kemudian dilebur menggunakan las karbit hingga melapisi seluruh kerangka kerajinan.

tyimg_1780_1K0.JPG
Melapisi kerangka dengan bubuk perak (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Tahap terakhir adalah membersihkan kerajinan yang sudah selesai dibentuk. Proses ini cukup memakan waktu karena kerajinan direbus menggunakan tawas selama lima kali pengerjaan. Perebusan ini memakan waktu kurang lebih 15 menit dan diulangi selama 5 kali. Gunanya agar tidak ada material lain yang menempel di kerajinan perak.

tyimg_1755n_xK5.JPG
Proses merebus kerajinan dengan air tawas (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Setelah ditiriskan, kerajinan perak digosok dengan getah buah lerak agar lebih mengkilat. Lamanya penggosokan tergantung dari ukuran kerajinan perak ini. Buah ini terlebih dahulu digosok menggunakan sikat gigi sampai muncul getah yang berbusa. Kemudian getah ini menjadi pasta untuk menyikat kerajinan perak. Unik sekali ya manfaat getah buah lerak ini!

tyimg_1760_qvk.JPG
Buah lerak untuk mengkilatkan kerajinan dari perak (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Setelah hasil karya selesai dibersihkan, selesailah proses kerajinan perak! Hiasan yang sudah jadi bisa langsung dipajang di etalase toko untuk dijual kepada wisatawan.

Dipasarkan Secara Offline dan Online

tyimg_1783_iS4.JPG
Salah satu contoh model kerajinan (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Karena banyaknya peminat, pemasaran kerajinan ini juga dilakukan secara online loh! Teman Traveler bisa melihatnya di website resmi HS Silver. Cara ini memudahkan peminat perhiasan perak dari seluruh penjuru kota menemukan kerajinan perak di HS Silver.

tyimg_1778_xel.JPG
Liontin salah satu kerajinan HS Silver (c) Lina Auliani/Travelingyuk

Harga yang ditawarkan untuk kerajinan ini bervariasi, mulai dari Rp 100.000,- sampai tak terhingga. Tidak hanya perhiasan, koleksi kerajinan untuk pajangan handmade juga ada loh!

Menyediakan Workshop Kerajinan Perak

tyimg_1821_Oew.JPG
Pintu Masuk Menuju Showroom HS Silver

Tertarik untuk membuat kerajinan dari perak juga? HS Silver juga menyediakan workshop bagi kamu yang berminat. Kursus singkat ini dilakukan selama 90 sampai 120 menit dan didampingi oleh instruktur yang berpengalaman. Selain itu kamu juga bisa membawa pulang hasil karya yang kamu kerjakan.

Biaya untuk mengikuti workshop ini mulai dari Rp 115.000,- sampai Rp 325.000,- tergantung berapa banyak kamu membawa teman yang bergabung dan kerajinan apa yang kamu buat. Semakin banyak teman yang bergabung, semakin miring biayanya. Workshop ini dimulai dari pukul 09.00 pagi sampai 01.30 siang. Jika berminat, kamu harus menghubungi pihak HS Silver dari sehari sebelum ya! Next

ramadan

Bendung Colo, Tempat Instagramable tersembunyi di Bengawan Solo

Sate Matang

Kuliner Aceh Wajib Dicoba, Berani Jajal Sambal Ganja?