Karena Indonesia lama sekali ada dalam genggaman penjajah, maka nggak heran jika sampai sekarang jejak-jejak pemerintahan kolonial masih bisa ditemukan. Sekarang memang tidak sebanyak dulu, karena ada yang sudah dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru bergaya modern. Meski begitu, kita patut bersyukur karena tidak semuanya diratakan hingga masih bisa dilihat dan digunakan sebagai pengingat bahwa negara kita pernah menjadi medan pertempuran hingga sekarang bisa merdeka. Salah satu kawasan yang mendapat julukan sebagai kota tua adalah Surabaya.
Baca juga : Monas Tetap Idaman Walau Jakarta Bukan Lagi Ibukota
Dulunya Surabaya merupakan pelabuhan yang ramai. Oleh sebab itu, pihak Belanda banyak mendirikan kantor dan pusat pemerintahan. Peninggalan Belanda bisa dilihat dari beberapa bangunan berikut ini. Kamu dapat menggunakannya sebagai latar belakang foto. Nuansa masa lalu akan begitu terasa, dijamin halaman Instagramu akan lebih keren jika kamu mengunggah foto yang diambil di spot era Belanda tersebut.
1. Balai Kota Surabaya
Mencari bangunan tua di Surabaya nggak ribet dan sulit kok. Kamu bisa langsung menuju gedung Balai Kota yang terletak di Jl. Walikota Mustajab, Surabaya. Tempat dinas orang nomor satu di Kota Pahlawan itu dibuka untuk umum. Kamu bisa memasukinya dan melihat beberapa bagian dalam dan taman di sekitar Balai Kota. Gedung yang sejak awal sebagai kantor pemerintahan baik sebelum dan sesudah Indonesia merdeka itu dibangun pada tahun 1924. yang ditunjuk menjadi arsitek pada saat itu adalah C. Citroen dengan biaya mencapai 1000 gulden.
2. Balai Pemuda
Dari luar saja, kamu sudah bisa melihat nuansa Belanda begitu kental dan mendominasi arsitektur bangunan yang saat ini menjadi markas Dewan Kesenian Surabaya itu. Dulunya bangunan tua ini digunakan sebagai tempat pesta orang-orang Belanda, termasuk juga melakukan permainan bowling dan dansa. Saat perang mempertahankan kemerdekaan, Balai Pemuda jadi markas pertahanan pejuang di Surabaya. Gedung Balai Pemuda saat ini bisa disewa untuk melaksanakan berbagai gelaran seperti resepsi pernikahan, seminar, pameran, audisi seni, pagelaran musik dan lain sebagainya. Lokasi Balai Pemuda ada di Jalan Simpang Dukuh, Embong Kaliasin, Genteng, Kota Surabaya.
3. Balai Sahabat
Saat Belanda masih berkuasa, Balai Sahabat yang terletak di Jalan Genteng kali No. 89-91, kelurahan Genteng Kali, kecamatan Genteng, Surabaya dibangun sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Eropa terutama Belanda dan Jerman yang hobi berdansa. Sampai sekarang, bentuk bangunan tak banyak mengalami perubahan. Dan fungsinya masih tetap sama yaitu sebagai sarana hiburan dan olahraga. Selain fasilitas untuk dansa, ada juga lapangan tenis dan meja billiard di Balai Sahabat. Bahkan di bagian dalam masih tetap ada panggung dengan mesin untuk memutar latar belakang yang terbuat dari besi yang kokoh.
4. Gedung Bank Mandiri
Sekarang memang difungsikan sebagai kantor bank, namun dulunya gedung tersebut pernah menjadi saksi bisu bagaimana para pejuang di Surabaya berusaha merebut bangunan itu. Ada sumber yang menyebutkan jika bangunan dengan arsitektur khas kolonial itu didirikan sekitar tahun 1913. Saat Jepang berkuasa, gedung yang semula bernama Lindeteves itu digunakan sebagai gudang senjata itu. Dari sanalah Arek-arek Surabaya mendapatkan senjata, termasuk juga kendaraan perang seperti tank. Kamu bisa melihat adanya Menara jam dan lampu-lampu yang tetap dibiarkan seperti aslinya. Letak gedung Bank Mandiri ada di pertemuan Jalan Pahlawan dengan Jalan Kebun Rojo.
5. Gedung Cerutu
Gedung Cerutu ada di Jl. Rajawali No. 5, Surabaya. Sampai sekarang, gedung tua yang masih berdiri kokoh tersebut masih belum difungsikan dan tertutup. Namun telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilundungi. Julukannya sebagai Gedung Cerutu diberikan karena adanya bangunan menara yang bentuknya menyerupai cerutu. Diketahui bahwa gedung ini dibangun pada tahun 1916 oleh N.V. Maatschappij Tot Exploitatie van Het Technish Bureau Gebroeders Knaud. Pernah juga digunakan sebagai Kantor Said Oemar Bagil serta kantor Bank Bumi Daya.
6. Gedung Grahadi
Dari jauh, bangunan Gedung Grahadi nampak seperti istana. Sampai sekarang kondisinya terawat dan terjaga dengan baik meski telah berusia ratusan tahun. Letaknya tidak jauh dari Monumen Suryo karena berada di Jl. Gubernur Suryo No. 7, Surabaya. Pembangunannya dimulai pada tahun 1796 pada saat Dirk Van Hogendorp menjadi penguasa VOC. Saat ini Gedung Grahadi digunakan untuk mengadakan pertemuan penting setelah sempat menjadi kediaman resmi Gubernur Provinsi Jawa Timur.
7. Hotel Majapahit
Hotel Majapahit terkenal dengan Insiden Bendera yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya sempat beberapa kali berganti nama yaitu Hotel Oranje, Hotel Yamato, Hotel Hoteru, hingga akhirnya disebut sebagai Hotel Majapahit. Letaknya ada di Jalan Tunjungan, Surabaya dan dibangun tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia. Sebagian besar bangunannya masih asli dan begitu kental dengan sentuhan Eropa.
8. Gedung Kantor Pos Simpang
Tak jauh dari Gedung Grahadi terdapat bangunan dengan warna oranye yang khas dengan kantor pos. Bangunan yang dulunya adalah kantor pos pertama buatan Belanda itu memang sampai sekarang melayani berbagai pengiriman termasuk surat. Pembangunannya dilakukan pada tahun 1815. Letaknya ada di Jalan Taman Apsari No. 1, Kelurahan Embong Kaliasin, fKecamatan Genteng, Kota Surabaya, Surabaya. Area kantor pos sebenarnya adalah satu kawasan dengan gedung Grahadi. Di mana dulu di lokasi gedung ada tempat makan untuk kuda.
Itulah beberapa spot foto dengan nuansa era Belanda di Surabaya. Bangunan-bangunan tersebut adalah cagar budaya. Meski telah beralih fungsi menjadi kantor pos, hingga bank tetap harus dijaga dengan baik. Next