Kereta api sudah jadi moda transportasi andalan Indonesia sejak zaman dahulu. Harga tiket yang relatif lebih murah dari pesawat, waktu tempuh lebih cepat dari bus, bebas macet, dan menjangkau daerah pedesaan, merupakan sederet keunggulan yang membuat kereta api terus jadi idola banyak kalangan – tak terkecuali traveler.
Baca juga : Wisata Budaya dan Sejarah Kota Medan, Liburan Sekaligus Tambah Pengetahuan
Sejarah perkeretaapian di Indonesia sudah melewati perjalanan panjang, dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Sebagian jalur kereta api di Indonesia saat ini merupakan warisan dari pembangunan era kolonial. Jejak-jejak Belanda juga nampak pada bentuk beberapa bangunan stasiun yang bergaya Eropa; menjulang tinggi dan megah.
Beberapa di antara stasiun tersebut masih aktif hingga kini, bahkan jadi salah satu tersibuk di Indonesia. Keindahan arsitekturnya membuat beberapa lokasi tersebut kerap disambangi para fotografer. Tanpa banyak kata, inilah 5 stasiun bersejarah nan megah di Indonesia.
Stasiun Jakarta Kota
Warga ibu kota lebih mengenal tempat ini dengan nama Stasiun Beos, singkatan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij. Dalam Bahasa Indonesia berarti Maskapai Kereta Api Batavia Timur.
Stasiun Jakarta Kota berdiri sejak tahun 1887. Didesain arsitek Belanda, Frans Johan Louwrens Ghijsels, menggunakan kombinasi gaya Art Deco Barat dan arsitektur lokal. Desain tersebut masih dipertahankan hingga kini, membuat stasiun ini tampak megah, mirip stasiun di Eropa.
Stasiun Jakarta Kota saat ini tidak melayani perjalanan kereta jarak jauh
dan hanya khusus untuk penumpang KRL. Dengan total delapan jalur aktif, stasiun ini kerap dipadati penumpang dengan tujuan Bekasi, Bogor, Pasar Senen, dan Tanjung Priuk. Tak jauh dari sini, terdapat kawasan Kota Tua Jakarta yang terkenal.
Stasiun Tanjung Priok
Berada tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Priok, Stasiun Tanjung Priok dibangun tahun 1877. Kala itu kawasan pelabuhan semakin ramai, hingga Pemerintah Belanda memutuskan membangun stasiun untuk memudahkan transportasi masyarakat.
Bangunan bergaya art deco ini didesain C.W. Koch. Berkat kemegahannya, Stasiun Tanjung Priok kala itu jadi salah satu stasiun bersejarah kebanggaan Belanda.
Stasiun ini juga masih aktif menerima dan memberangkatkan penumpang. Sama seperti Kota Jakarta, stasiun bersejarah ini hanya melayani keberangkatan KRL. Namun demikian, stasiun lawas ini tidak terlalu ramai penumpang.
Positifnya, mereka yang berminat untuk memotret bangunan megah stasiun bisa lebih leluasa. Untuk menuju ke Stasiun Tanjung Priok, Teman Traveler bisa menumpang kereta dari Stasiun Jakarta Kota.
Stasiun Manggarai
Masih dari kawasan Jabodetabek, Stasiun Manggarai berada di Jakarta selatan. Stasiun ini dibangun sejak 1918 oleh NIS (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij), salah satu perusaahaan perkeretaapian Belanda di Indonesia.
Hingga kini perubahan stasiun tidak mengalami perubahan drastis apapun. Meski tidak semegah Stasiun Jakarta Kota dan Tanjung Priok, Manggarai kini jadi salah satu stasiun tersibuk di Indonesia. Dengan 10 jalur aktif, tempat transit KRL ini juga dilewati kereta api jarak jauh dari dan menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Stasiun yang juga pernah jadi saksi sejarah perpindahan Bung Karno ke Jogjakarta ini juga sedang dikembangkan sebagai pemberhentian dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Di masa mendatang Manggarai tentu bakal semakin megah lagi bukan?
Stasiun Tawang, Semarang
Semarang tak bisa dilepaskan dari sejarah perkeretaapian Indonesia. Kota Lumpia menjadi pertama di Indonesia yang memiliki stasiun kereta api. Namun demikian, Stasiun Samarang kini sudah berhenti beroperasi dan digantikan Semarang Tawang, stasiun terbesar di Semarang.
Lalu lalang penduduk yang kian pesat membuat stasiun Samarang dianggap tidak mampu lagi menampung penumpang dalam jumlah banyak. Pemerintah Belanda lantas membangun stasiun Semarang Tawang mulai 1911 dan baru selesai pada 1914.
Stasiun Semarang Tawang didesain oleh J.P de Bordes. Hingga kini bentuk aslinya masih dipertahankan, sehingga terlihat sangat megah dengan gaya Eropa kuat. Ciri khasnya terletak pada kubah besar, yang tidak bisa ditemui di stasiun lain.
Berada di kawasan Kota Lama, Stasiun Semarang Tawang juga jadi salah satu cagar budaya di Indonesia. Stasiun ini juga merupakan salah satu yang tersibuk di Indonesia. Hampir tiap jam ada kereta berhenti untuk menaik-turunkan penumpang.
Stasiun Tugu Jogjakarta
Sangat jarang ada stasiun memiliki dua emplasemen, Stasiun Tugu Jogjakarta adalah salah satunya. Fitur unik ini membuat stasiun berada di
tengah-tengah, di antara jalur kereta api.
Stasiun Tugu Jogjakarta dibangun pada 1887 dan menjadi salah satu stasiun tertua di Indonesia. Mengusung gaya art deco, stasiun ini sekaligus jadi pintu keluar masuk wisatawan Jogja.
Berada di bawah Daerah Operasional VI Yogyakarta dan berada tidak jauh dari jalan Malioboro, Stasiun Tugu Jogjakarta termasuk salah satu stasiun tersibuk dengan lalu lalang penumpang yang begitu padat. Apalagi lokasinya sangat strategis.
Arsitektur unik Stasiun Tugu Jogjakarta masih dipertahankan hingga kini dan mampu menyihir para pengunjung dengan keindahan arsitekturnya. Uniknya lagi, stasiun ini menggunakan tiga bahasa; Indonesia, Inggris, dan Jawa Krama, untuk mengumumkan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta.
Deretan stasiun bersejarah nan megah di Indonesia ini punya peran penting bagi sejarah perkembangan kereta api Tanah Air. Arsitekturnya yang unik membuat pemerintah tak ragu menetapkannya sebagai cagar budaya, agar warisannya bisa terus dinikmati hingga anak cucu nanti.
Sebagai traveler yang baik, kewajiban kita adalah ikut menjaga deretan stasiun bersejarah di atas. Caranya mudah, minimal dengan tidak membuang sampah sembarangan. Setuju, Teman Traveler?
Next