Pernahkah Teman Traveler mendengar pegunungan Glee Taleuk? Destinasi wisata ini berada di pedalaman Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie, Aceh. Kawasan tersebut merupakan sabana yang luas yang dikelilingi oleh pegunungan. Apa istimewanya daerah ini? Simak ulasan berikut!
Baca juga : Aryakibans Land Wisata Air di Majalengka, Bekas TPS
Jalur Menuju Destinasi Surgawi
Untuk menuju Glee Taleuk terlebih dahulu kita harus melewati Pinto Sa (pintu satu), yaitu sebuah bendungan tertua di Kabupaten Pidie. Dari Pinto Sa kita menuju Panton Beunot. Panton Beunot merupakan desa terakhir menuju Glee Taleuk.
Dari Pantoen Beunot kita harus melewati jalan bebatuan di pinggiran sungai, disarankan agar jangan menggunakan sepeda motor matic. Perjalanan sambil meyusuri Krueng Agam hingga kita menjumpai sebuah kebun dimana para pendaki Glee Taleuk biasanya menitipkan sepeda motor pada pemiliki kebun tersebut.
Hamparan Bukit yang Memanjakan Mata
Perjalanan selanjutnya kita harus melewati tujuh aliran sungai yang cukup lebar dan dalam dengan berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit hingga mencapai sebuah anak sungai. Di antara anak sungai inilah ada sebuah jalur yang dapat membawa kita menuju sabana Glee Taleuk.
Mendaki melewati rimbunnya pepohonan, sejuknya udara pegunungan hingga kita sampai ke puncak. Perjalanan dari anak sungai menuju ke puncak memakan waktu kurang lebih 2-3 jam perjalanan.
Di atas puncak sabana kita juga dapat meyaksikan keindahan sungai dari atas bukit. Kita juga dapat menyaksikan panorama alam yang sangat indah berupa deretan gunung-gunung yang ada sekitar sana.
Kisah di Balik Tempat Legenda
Kapan wisata sabana Gunung Taleuk dikenal luas? Efendi adalah orang di balik terkenalnya kawasan wisata ini. Menurut dia, awalnya belum banyak yang tahu. Informasinya pun sangat terbatas, kecuali orang setempat.
Sejarah awal mula nama Gunung Taleuk juga sangat unik. Taleuk berasal dari bahasa Aceh, maknanya ‘cerai’. Di balik nama unik gunung ini, Efendi Tiro, salah seorang warga setempat punya kisah menarik.
Menurut Efendi, kawasan hutan Tiro yang menjadi basis perang gerilya saat Aceh masih konflik dulu, menjadi asal mula adanya Gunung Taleuk. Konon, pada suatu hari, sepasang suami-istri tengah melakukan perjalanan dari perkampungan naik ke gunung untuk berperang.
Saat berada di hamparan sabana itu, sang istri kemudian tidak sanggup lagi melakukan berjalan. Dia malah meminta suaminya agar kembali ke kampung. “Kemudian sang suami langsung bilang untuk istrinya: kalau tidak sanggup naik lagi gunung ini, kamu saya taleuk (cerai).
Seiring dengan kejadian itu, kisah sepasang kekasih itu pun beredar luas hingga melekat menjadi nama Gunung Taleuk. “Itu menurut cerita orang kampung setempat,” kata Efendi.
Pesona Awan di Balik Bukit
“Sejak dulu saya sudah melihat sabana itu dari perkampungan Desa Cot Badeuk, Tiro, karena memang tinggi. Saya sangat penasaran dan ingin melihatnya dari dekat,” ujar dia. Secara kebetulan, lanjut Efendi, dia bertemu dengan seseorang yang pernah melewati sabana di pegunungan itu dan tahu persis lokasinya. “Pas tahu ada orang yang pernah ke sana, saya langsung mengajak dia ke situ,” kisahnya.
Pemandangan Aliran Sungai di bawah puncak Glee Taleuk
Efendi pertama ke sana pada tahun 2017. Dia mempromosikan keindahannya ke kawan-kawan lewat media sosial. Tak lama setelah itu, dia dan pemuda etempat membuka kawasan itu menjadi objek wisata yang bisa diakses masyarakat umum. Kawasan itu cocok untuk arena berkemah serba alami.
Saat ini, belum ada penunjuk arah khusus ke sana. Pengunjung yang ingin ke sana disarankan mengajak warga setempat sebagai penunjuk jalan. Sayangnya, Gunung Taleuk belum bisa diakses oleh pengunjung perempuan. “Ini memang kesepakatan bersama warga setempat,” kata Efendi. Bagaimana, tertarik menikmati keindahan yang tersembunyi di Gunung Taleuk? Next