in , ,

Tahura Djuanda Bandung, Paduan Apik Wisata Alam dan Sejarah

Nikmati Pesona Alam Indah Kawasan Tahura Djuanda Bandung

Jembatan di Tahura Djuanda Bandung
Jembatan di Tahura Djuanda Bandung (c) Zhella/Travelingyuk

Jalan-jalan di hutan sembari belajar sejarah? Teman Traveler bisa rasakan sensasi tersebut di Tahura Djuanda yang merupakan salah satu wisata di Bandung. Sambil melangkahkan kaki menikmati segarnya udara di antara deretan pepohonan, kalian bakal mendapat banyak informasi sejarah penting dari pemandu.

Baca juga : Kerennya Museum Seni Indonesia, Pasti Bikin Pacar Keanu Reeves Klepek-klepek

Mudah Dijangkau

lala_TxM.jpg
Tiket masuk Tahura (c) Zhella/Travelingyuk

Kompleks Wisata Taman Hutan Raya Djuanda beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.99, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Bandung, Jawa Barat. Destinasi ini berada di ketinggian 1300 mdpl. Namanya terinspirasi dari Insinyur Djoenda Kartawidjaya, sosok perdana mentri terakhir di Indonesia.

Buka tiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00, taman ini kerap dipadati pengunjung di akhir pekan. Mereka ada yang datang dari Bandung maupun luar kota.

Untuk menuju sini, Teman Traveler bisa memanfaatkan jasa angkutan daring dari kawasan kota. Sementara untuk menjelajah area wisata, kalian bisa berjalan kaki maupun menyewa sepeda onthel.

Tiket masuk Tahura ditawarkan seharga Rp15.000-an per orang, sudah termasuk asuransi dan gelang. Pengunjung juga bebas mengakses fasilitas kamar mandi secara gratis. 

Goa Belanda Penuh Sejarah

Tahura Djuanda
Berfoto di depan Goa Belanda (c) Zhella/Travelingyuk

Usai berjalan dari pintu masuk sejauh kurang lebih tiga kilometer, Teman Traveler akan menemukan Gua Belanda. Gua yang dibangun pada 1941 ini dulunya merupakan basis telekomunikasi tentara kumpeni karena letaknya sangat strategis.

Dindingnya bertekstur cenderung kasar dan lantainya masih terbuat dari tanah. Berjalan di sini, Teman Traveler akan melihat ada jejak bekas rel kereta api. Jika berniat menjelajah lebih dalam, kalian sebaiknya membawa senter sendiri. Jika lupa membawa, bisa menyewa dari penduduk sekitar.

dsc_6599_DdA.JPG
Pepohonan di sekitar Tahura (c) Zhella/Travelingyuk

Tempat ini juga menyediakan jasa pemandu wisata yang berasal dari warga sekitar. Tidak ada tarif khusus, cukup bayar sukarela. Konon gua ini memiliki jalur tembus hingga ke Curug Kolean, Curug Omas, dan penangkaran rusa.

Jembatan Curug Koleang

Tahura Djuanda
Salah satu spot foto jembatan (c) Zhella/Travelingyuk

Kurang lebih 500 meter dari Gua Belanda, Teman Traveler akan menemukan jembatan dengan aliran Curug Koleang di bawahnya. Kawasan air terjun di Bandung ini sering dijadikan sebagai spot foto oleh para pengunjung lantaran pemandangan yang disuguhkan benar-benar nampak Instagenic.

Penangkaran Rusa

dsc_6585_aPj.JPG
Penangkaran Rusa di Tahura (c) Zhella/Travelingyuk

Berjalan sedikit dari Jembatan Curug Koleang, Teman Traveler akan temukan sebuah penangkaran rusa. Di sini terdapat tak kurang dari 15 ekor rusa. Semuanya sangat jinak dan kalian bisa coba rasakan sensasi memberi makan mereka secara langsung. Cukup beli beberapa sayuran yang dijual warga sekitar.

Menikmati Pemandangan Alam

Tahura Djuanda
Tempat makan dengan spot foto unik di Tahura (c) Zhella/Travelingyuk

Taman Hutan Raya Djuanda memang dipenuhi rimbunan pohon. Jenisnya bermacam-macam, mulai dari pinus, bambu, kaliandra dan masih banyak lagi. Berjalan di sini, sesekali Teman Traveler akan menemukan monyet berkeliaran. Tapi jangan khawatir, mereka tidak mengganggu kok.

Buat yang sudah mulai merasa lelah dan lapar, kawasan wisata ini memiliki beberapa warung kecil yang sediakan makan serta minum. Kalian bisa singgah sejenak untuk mengisi perut sambil nikmati pemandangan alam sekitar.

Itulah sedikit pengalaman saya ketika menjelajahi wisata Tahura Djuanda, Bagaimana Teman Traveler, adakah di antara kalian yang tertarik mampir ke objek wisata Bandung ini? Next

ramadan
Pemandangan di Puncak Lawang

Puncak Lawang, Penuh Spot Instagenic nan Magis

Peninggalan patung kuno Delos di Yunani

Wisata Sejarah Kepulauan Aegean, Jejak Peradaban Kuno di Negeri Para Dewa