Di balik ketangguhan pelaut Sulawesi Selatan terdapat kapal pinisi yang sedia menerobos gempuran ombak. Aksi heroiknya menjadi simbol kebanggaan daerah tempat lahirnya Sultan Hasanuddin ini. Untuk itu, tak afdol rasanya jika tidak melihat proses pembuatannya yang terletak di Tana Beru, Kabupaten Gowa.
Baca juga : Keindahan Wisata Lombok, Pesonanya Sungguh Mencuri Hati
Asal Muasal Perahu yang Gagah Berani
Pusat Kerajinan ini terletak di Tana Beru, Kabupaten Bulukumba dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi ini berjarak sekitar 176 kilometer dari Kota Makassar. Saat memasuki kawasan itu, pengunjung akan disuguhkan pemandangan Perahu Pinisi yang megah.
Senjata Membelah Laut Masyarakat Suku Bugis
Menurut naskah I Babad La Lagaligo, Perahu pinisi sudah ada sejak abak ke-14 dan dibuat oleh Sawerigading, Putra Mahkota Kerajaan Luwu. Pada saat itu, bahan untuk membuat perahu diambil dari Pohon Dewata dengan ritual khusus sebelum proses pembuatan. Hingga saat ini, ritual tersebut masih sering dilaksanakan oleh para pengrajin meskipun sudah tersentuh modernisasi.
Ritual Khusus untuk Mendatangkan Keberuntungan
Ritual ditandai dengan memotong bagian memotong perahu yang disebut “lunas”. Sesajen kuliner yang disiapkan berupa seekor ayam putih yang telah disembelih dan suguhan makanan manis. Kudapan manis merupkan simbol harapan agar perahu mendatangkan keberuntungan dan darah hewan agar tidak terjadi kecelakaan.
Butuh Waktu Lama untuk Menyelesaikannya
Pengaruh modernisasi membuat pengrajin menambahkan motor diesel sebaga tenaga pendorong, sehingga ukurannya jadi lebih besar dari versi yang lama. Oleh karena itu, proses pembuatannya bisa dikerjakan lebih dari 10 orang dan memakan waktu berbulan-bulan. Perahu pinisi memiliki tiga bagian pokok, yaitu bagian atas, utama, dan belakang.
Dijual dengan Nilai yang Fantastis
Umumnya, Perahu Pinisi menggunakan kayu Mane dan kayu Jati. Kokohnya kapal ini membuat pusat kerajinan ini sering mendapatkan pesanan dari luar negeri. Harga jual benda ini bisa terbilang fantastis dan bisa mencapai 2 miliar rupiah.
Saat ini, Pusat Pengrajin Perahu Pinisi sering dijadikan obyek wisata. Tempat ini tidak menetapkan biaya masuk bagi pengunjung. Jadi, ayo datang ke Tana Beru dan saksikan sendiri kemegahannya. Next