Bau Nyale adalah kegiatan menangkap cacing laut tradisi masyarakat Sasak. Budaya ini hanya digelar sekali dalam setahun, perayaan Bau Nyale dihubungkan dengan legenda rakyat yang berasal dari daerah Lombok Tengah bagian Selatan
Baca juga : Museum Mpu Purwa, Menikmati Perjalanan Sejarah dengan Cara Asyik
Asal Usul Bau Nyale
Nyale adalah nama sejenis cacing laut yang sering disebut oleh masyarakat Lombok. Hewan ini oleh sebagain orang dianggap sebagai jelmaan Putri Mandalika. Tradisi Bau Nyale adalah budaya menangkap cacing Laut dan sudah ada sejak zaman dulu khususnya di Lombok.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Puteri Mandalika dulunya mengorbankan diri dengan terjun ke Laut untuk menghindari peperangan atau konflik waktu banyaknya raja-raja yang ingin melamarnya. Namun sebelum terjun, ia berjanji akan mengunjungi rakyatnya dalam bentuk cacing berwarna-warni atau Nyale. Itulah asal muasal kepercayaan bahwa Nyale sejenis cacing Laut merupakan jelmaan dari Putri Mandalika.
Waktu Perayaan Bau Nyale
Tradisi Bau Nyale digelar satu tahun sekali biasanya jatuh pada pertengahan bulan Februari, untuk Nyale putu atau Nyale akhir biasanya datang pada penghujung bulan Maret. Suku Sasak merayakan kedatangan cacing Nyale di pantai Seger.
Hasil tangkaoan ajan dijadikan olahan makanan seperti pepes Nyale yang dibungkus dengan daun pisang kemudian dibakar, ada juga yang memakannya mentah-mentah ketika baru ditangkap. Selain itu Nyale juga bisa dijadikan berbagai olahan lain seperti penyedap makanan dan emping.
Proses Menangkap Nyale
Saat akan menangkap Nyale dibutuhkan alat kayu berbentuk huruf ‘U’. Kemudian alat itu diikat dengan jaring dibelakangnya. Waktu terbaik untuk menangkap dimulai sekitar jam 2 dini hari sampai terbitnya matahari. Nyale yang bermunculan dari dalam karang itu kemudian diserok dengan jaring tersebut. Karena nyale itu licin, sangat dibutuhkan kesabaran untuk menangkapnya.
Festival Pesona Bau Nyale
Ada juga Festival Bau Nyale yang menghadirkan pertunjukan atau bebeberapa acara budaya, termasuk Pemilihan Putri Mandalika sebagai agenda wajib saat Festival Pesona Bau Nyale. Acara ini juga diikuti oleh ratusan putri-putri terbaik Nusa Tenggara Barat. Kemudian juga ada presean, pertunjukan tari dan alat musik tradisional. Tidak ketinggalan juga kuliner, karnaval biota laut, hingga berbagai konser dengan mengundang artis-artis papan atas.
Manfaat Nyale
Nyale mengandung protein yang tinggi sehingga sangat layak untuk dikonsumsi, Nyale memiliki berbagai khasiat diantaranya menyembuhkan beragam jenis penyakit. Masyarakat lombok juga mempercayai jika memakan Nyale maka akan di permudah mendapatkan jodoh dan awet muda.
Cacing Nyale yang tergolong dalam kelas Polychaeta ini memiliki kandungan protein yang jauh lebih tinggi dari telur ayam ras dan susu sapi. Nyale memiliki kandungan protein sebanyak 43.84%. Sedangkan telur ayam ras 12.2% dan susu sapi 3.50%. Kadar fosfor dalam Nyale (1.17%) juga cukup tinggi bila dibandingkan dengan telur ayam ras (0.02%) dan susu sapi (0.10%). Nyale bahkan memiliki kandungan kalsium (1.06%) yang ternyata masih lebih tinggi dari kandungan kalsium susu sapi yang hanya 0.12%.
Bahkan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Prof. Sri Purwaningsih M.Si pernah mengatakan, Nyale berkhasiat sebagai antidiabet alami. Selain itu, di China Selatan, cacing laut bahkan telah lama digunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati penyakit tuberkulosis, pengaturan fungsi lambung dan limpa, serta pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh patogen.