in , ,

5 Tradisi Lokal di Indonesia Yang Mirip Thanksgiving Minus Kontroversi

Simak aneka ekspresi budaya Nusantara dalam mengucap syukur kepada Tuhan

Setiap tahunnya, Amerika Serikat merayakan Hari Thanksgiving. Pesta ucapan syukur atas panen raya ini sempat jadi kontroversi karena menjadi sumber konflik berkepanjangan dengan penduduk asli benua Amerika. Nah, tahukah Teman Traveler kalau ada beberapa tradisi lokal di Indonesia yang mirip dengan Thanksgiving?

Baca juga : Mudik Sambil Jalan-jalan di Kota Hujan, Pilih Hotel Bogor dengan Paket Lebaran

Tentu saja, kearifan lokal Nusantara ini bebas dari kontroversi layaknya Hari Thanksgiving di Negeri Paman Sam. Malah, tradisi daerah tersebut punya nilai budaya dan inspirasi positif buat kerukunan hidup berbangsa dan bernegara. Penasaran? Yuk kita bahas lima di antaranya!

1. Seren Taun, Jawa Barat

Image may contain: one or more people and outdoor
Tradisi Senten Taun via Instagram/kasepuhansinarresmi

Upacara khas Sunda ini selalu diadakan di berbagai wilayah Jawa Barat setiap musim panen tiba. Berakar dari bahasa daerah ‘seren‘ yang artinya ‘serah’ dan ‘taun‘ yang berarti ‘tahun’, tradisi Senten Taun bermakna penyerahan hasil panen sekaligus upacan syukur kepada Tuhan atas rezeki yang boleh diberi di tahun ini, seraya memohon restu untuk tahun depan.

Konon tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Kerajaan Pajajaran, mengingat saat itu masyarakat Sunda sudah bermata pencaharian sebagai petani. Secara garis besar, upacara Senten Taun dimulai dari penyerahan hasil panen kepada ketua adat, lalu disimpan ke leuit (lumbung) utama.

Setelah melalui rangkaian doa dan upacara, gabah akan ditumbuk bersama masyarakat sekitar. Biasanya prosesi ini akan diiringi kesenian tradisional khas Sunda.

2. Methik Pari, Jawa Timur

Image may contain: 1 person
Prosesi Methik Pari di Glinggang Village Festival 2018 Ponorogo via Instagram/afief_ilham

Upacara yang satu ini masih cukup lestari di beberapa wilayah Jawa Timur. Berasal dari kata ‘methik‘ yang artinya ‘memetik’ dan ‘pari‘ yang berarti ‘padi’, tradisi ini mau mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah.

Biasanya, upacara Methik Pari diadakan ketika padi terlihat sudah matang dan siap dipanen. Nantinya masyarakat sekitar akan menyajikan aneka sesajen, seperti pisang raja, kelapa, dan empat buah cok bakal, sejenis racikan khusus untuk ritual dari bahan rempah-rempah.

Setelah itu, bahan-bahan tadi akan diarak sepanjang sawah penduduk. Prosesi ini akan ditemani iringan musik tradisional dan kesenian khas daerah. Salah satu daerah yang masih melestarikan budaya ini adalah Ponorogo lewat Glinggang Village Festival.

3. Naik Dango, Kalimantan

Image may contain: one or more people and people on stage
Prosesi Naik Dango via Instagram/davidmetcalfphotography

Upacara adat yang satu ini selalu digelar masyarakat Kalimantan, khususnya Suku Dayak Kanayatn. Tujuannya sebagai ucapan syukur kepada Tuhan yang sudah memberikan berkat atas hasil panen yang berlimpah lewat ladang dan sawah masyarakat.

Nantinya saat ritual adat berlangsung, masing-masing kelompok masyarakat akan bergotong royong menandu hasil panen mereka di wadah khusus berhias motif Dayak. Selama prosesi, warga akan menggunakan pakaian adat terbaik mereka, lengkap dengan iringan tari dan musik khas daerah.

4. Mappadendang, Sulawesi Barat

Image may contain: 1 person
Prosesi mappadendang via Instagram/asriadilalego

Upacara yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Pesta Pasca Panen’ ini diselenggarakan oleh Suku Bugis. Biasanya, ritual ini akan diadakan secara besar-besaran, wujud ucapan syukur mereka kepada Tuhan atas keberhasilan panenan. Nantinya gabah-gabah tersebut akan diberkati dan dibagi-bagikan kepada masyarakat.

Salah satu daya tarik dari upacara Mappadendang adalah penumbukkan gabah yang dilakukan bersama-sama dengan pola pukulan tertentu yang khas. Padi matang tersebut akan dimasukkan ke dalam lesung berbentuk jolloro (perahu kecil khas Makassar) berukuran panjang kurang lebih 1,5 meter dan lebar 50 cm.

5. Penti, Flores

Image may contain: 1 person, outdoor and nature
Ilustrasi warga Desa Wae Rebo sedang mengolah hasil panen via Instagram/iqbal_kautsar

Upacara syukuran atas hasil panen ini diselenggarakan oleh masyarakat yang menghuni Desa Wae Rebo, Flores. Biasanya ritual adat ini diadakan sekitar bulan Oktober atau November. Menariknya, masyarakat Wae Rebo menjadikan bulan pelaksanaan upacara ini sebagai tahun baru mereka, loh!

Nantinya, hasil bumi berupa padi yang sudah dipanen akan dikumpulkan bersama, lalu dilakukan serangkaian upacara dan doa-doa. Setelah itu, gabah-gabah akan diserahkan ke masing-masing keluarga untuk disimpan dan diolah. Dalam ritual Penti ini, mereka juga mempersembahkan hewan korban kepada leluhur, seperti sapi atau ayam.

Itulah tadi 5 tradisi lokal di Indonesia yang punya banyak kemiripan dengan Thanksgiving. Apakah Teman Traveler bisa menemukan lebih banyak lagi kekayaan Nusantara lainnya? Mari bagikan! Next

ramadan
Lontong Orari

Rekomendasi Kuliner Banjarmasin, Dijamin Bikin Merem Melek

Kamar Hotel Bumi Surabaya

Hotel Bumi Surabaya, Nuansa Hutan di Tengah Metropolitan