Setiap manusia khususnya wanita kini berlomba-lomba agar terlihat cantik di era modern seperti sekarang ini. Bahkan tidak sedikit yang rela sakit agar terlihat lebih cantik yakni dengan cara operasi plastik. Tetapi hal itu tidak seberapa dibandingkan dengan tradisi kecantikan pada Suku Surma yang benar-benar harus melalui rasa sakit untuk menjadi cantik. Apa sih tradisi kecantikan yang menyeramkan itu? Ulasan lengkapnya berikut ini.
Baca juga : Negara Paling Aman untuk Dikunjungi Menurut Global Peace Index
Ritual Menyayat Tubuh
Bekas luka pada wajah maupun pada beberapa bagian tubuh yang lainnya tentu membuat banyak wanita tidak percaya diri sehingga menutupi beberapa luka tersebut dengan make up. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Suku Surma.
Sayatan tubuh yang disengaja tentu membuat wanita di suku ini lebih cantik dan menarik perhatian kaum pria. Tidak main-main, dada, perut, tangan hingga wajah tidak luput dari ritual kecantikan ala Suku Surma yakni menyayat kulit agar terlihat lebih cantik.
Dewasa Secara Emosional
Wanita Suku Surma harus rela menahan rasa sakit saat menyayatan dilakukan. Jika menunjukkan rasa sakit saat dilakukannya penyayatan maka keluarga dari wanita tersebut akan merasa malu. Walaupun banyak darah yang mengalir, wanita Suku Surma dilarang menunjukkan rasa sakit sayatan.
Ritual tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Selain akan membuat wanita Suku Surma lebih cantik, penyayatan ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa wanita pada suku tersebut sudah dewasa secara emosional dan sudah siap untuk melahirkan anak.
Bekas Sayatan Dihiasi
Tradisi menyayat tubuh ini tidak hanya dilakukan pada orang dewasa, melainkan juga anak-anak yang sudah mencapai usia 12 tahun. Tradisi turun-temurun ini bahkan bisa dilakukan kurang lebih 10 menit untuk masing-masing anak.
Setelah tradisi ini dilakukan dan luka sayatan sudah sembuh maka wanita Suku Surma akan menghiasi luka-luka tersebut dengan tumbuhan-tumbuhan tumbuk atau arang agar lebih bewarna. Tidak hanya itu, pada acara tertentu wanita Suku Surma juga akan berhias dengan menggunakan kalung dan gelang berbagai macam warna.
Tradisi Mulai Pudar
Walaupun tradisi ini dilakukan secara turun temurun tapi banyak juga orang tua yang meninggalkan ritual kecantikan ini karena berbagai macam alasan seperti kesehatan, penilaian orang lain hingga peraturan agama. Pisau yang digunakan saling bergantian pernah penyebabkan wanita tertular hepatitis. Hal itulah yang membuatkan tradisi ini mulai memudar.
Begitulah tradisi menyayat tubuh yang dilakukan oleh Suku Surma Ethiopia. Menahan sakt untuk menjadi cantik benar-benar dirasakan oleh beberapa wanita yang lahir dan dibesarkan dalam suku. Next