Memasuki bulan Syawal delapan hari setelah Hari Raya Idul Fitri atau biasanya masyarakat Indonesia menyambut Lebaran ketupat, banyak tradisi yang dilakukan. Salah satunya ada Tradisi Syawalan di Pekalongan, mulai dari membuat kue lupis dan menerbangkan balon udara. Yuk simak ulasan di bawah ini.
Baca juga : Jajanan Tradisional Suku Batak, Enaknya Bikin Nggak Pengin Nolak!
1. Kue Lupis Raksasa
Pertama untuk menyambut Lebaran Ketupat masyarakat Desa Krapyak Pekalongan membuat kue lupis raksasa, biasanya dengan berat 1,6 ton, tinggi 2 meter dan diameter 2,5 meter. Kue yang terbuat dari beras ketan ini akan dibagikan kepada masyarakat oleh Walikota, setelah acara doa bersama.
Para pengunjung masyarakat Pekalongan akan berebut untuk mendapatkan keberkahan. Pembuatan Lupis ini dimaksud akan mempererat silahturahmi antar warga Krapyak dengan warga daerah lainnya, hal ini identik dengan kue lupis yang lengket.
2. Gunungan Megono Linggo Asri
Selanjutnya Gunungan Megono Linggo Asri dilaksanakan di Desa Linggoasri Kabupaten Pekalongan. Megono adalah buah nangka muda dicampur parutan kelapa beserta bumbu-bumbu khas, dibentuk menjadi tumpeng raksasa. Selain itu juga ada tumpeng berisi hasil pertanian seperti sayur mayur.
Kemudian gunungan ini akan diarak dari Balai Desa Linggoasri menuju objek wisata Linggosari dan masyarakat menggunakan baju batik khas Pekalongan saat pawai berlangsung. Tidak hanya itu saja, acara ini akan dimeriahkan dengan pertunjukan seni bela diri, kuda lumping dan kesenian tradisional lainnya.
3. Gunungan Gebral Pekajang
Tradisi Syawalan berikutnya ada Gunungan Gebral Pekajang yaitu gunungan jajan gebral yang terbuat dari 2 kuintal singkong dengan 5 kg gula merah ditaburi 50 butir kelapa, dibuat warna-warni memiliki cita rasanya manis legit. Gunungan ini dibuat oleh Desa Pekajang, sebagai bentuk silahturahmi antar masyarakat dan sanak saudara.
4. Balon Udara
Terakhir tradisi Syawalan diisi dengan menerbangkan balon udara di Pekalongan. Masyarakat akan berkumpul seusai salat subuh untuk menerbangkan balon udara berukuran raksasa.
Namun kegiatan ini telah dilarang karena ditakutkan akan terbang tinggi mengganggu serta membahayakan lalu lintas penerbangan, dan juga bahaya api yang masih menyala bisa membakar rumah warga jika jatuh di atapnya.
Demikian ulasan tradisi Syawalan di Pekalongan saat memasuki seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran Ketupat. Next