in

Uji Adrenalin Lewat Jembatan Super Sempit cuma Setengah Meter di Ketinggian 30 Meter

Sebagai negara yang sebanyak 62% didominasi oleh perairan, jembatan merupakan alat penghubung yang cukup krusial di Indonesia. Mulai dari yang megah hingga yang sederhana semua mudah ditemukan.

Baca juga : Selain Banyuasin yang Dikunjungi Jokowi, Kebun Karet di Indonesia Ini Cocok Buat Foto Pre-Wedding

Tapi bagaimana jika jembatan tersebut memiliki lebar tidak mencapai satu meter? Tentu menguji adrenalin bukan? Pemandangan seperti ini dapat ditemukan di atas Sungai Pepe, Karanganyar, Boyolali, Jawa Tengah. Berikut ulasannya.

Dijuluki Jembatan Shiratal Mustaqim

Foto via instagram

Tidak ada pengaman yang terlihat begitu menjanjikan di sampingnya. Hanya deretan kabel gantung yang menopang jembatan. Dengan luas tapak hanya sekitar 50 sentimeter, tentu jembatan setinggi 30 meter ini cukup layak mendapat sebutan ini. Meskipun di samping papan setapak masih ada saluran air, rasanya jika salah satu ban terperosok maka akan selesai sudah.

Alih Fungsi Menjadi Jembatan

Foto via Merdeka.com

Sebenarnya, jembatan ini merupakan peninggalan Belanda yang difungsikan sebagai jalur pengairan untuk sawah. Saluran ini berada di bawah naungan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo. Di atas jembatan ini, terdapat papan kayu seluas 50-60 sentimeter. Pijakan yang hanya digunakan petugas untuk melakukan inspeksi inilah yang menjadi awal mula cerita jalur penghubung ini.

Digunakan Sebagai Jalur Alternatif

Foto via instagram

Bagi warga sekitar, lebih baik menguji adrenalin daripada harus memutar untuk menuju desa berikutnya. Setidaknya diperlukan sekitar 2 kilometer untuk menempuh perjalanan dari Desa Bolon, Colomadu, Karanganyar, ke Desa Tegalrejo, Boyolali. Jika tidak melewati jembatan ini. Namun jika menggunakan jalur tersebut, warga dapat menghemat waktu hingga 30 menit perjalanan.

Diajukan Sebagai BCB

Foto via instagram

Saat ini warga kedua desa tak perlu lagi menguji adrenalin untuk mencapai desa tetangga. Karena tepat di samping jalur pengairan Belanda ini telah dibangun sebuah jembatan yang layak. Meskipun begitu warga desa tetap merawat dengan baik guna menjaga saluran air. Bahkan kepala desa setempat mengusulkan agar jembatan ini dapat menjad Benda Cagar Budaya. Mengingat sejarah kolonial dan fungsinya untuk warga.

Siapa sih yang tidak merinding jika harus mengendarai sepeda motor dan melalui jalur ini? Tapi jika hal tersebut dapat memangkas banyak waktu, kenapa tidak? Siapa yang pernah punya cerita tentang jembatan ini? Next

ramadan

Buruan Dapatkan Diskon Ramadan di Islamic Fashion Fair 2022 Kota Malang

Mie & Nasi Goreng Anglo Bu Sani yang Viral karena Digowes, Ternyata Legendaris