Rasanya sudah biasa makan di warung kalau sedang mengunjungi pusat kota atau keramaian. Lalu bagaimana jika yang akan Teman Traveler Kunjungi adalah tempat makan di ketinggian. Namanya warung mbok Yem yang terletak di area puncak Gunung Lawu atau di ketinggian 3.150 mdpl. Hanya berdinding kayu dan seng yang kokoh berlapis terpal plastik untuk menghindari kebocoran adalah tempat dimana mbok Yem dengan anak ragil (bungsu) membuka warungnya setiap hari.
Baca juga : Menu Pedas ala Tanboy Kun, Buka Puasa On Fire!
Warung makan ini cukup terkenal di kalangan pendaki, terutama bagi pendaki Gunung Lawu. Warung tersebut dimiliki oleh Ibu Sakiyem sendiri yang dikenal dengan panggilan Mbok Yem. Berawal dari penjual minuman keliling untuk para pendaki sejak tahun 1980an dan sekarang menjadi penduduk tetap di Puncak Gunung Lawu.
Aneka makanan ringan, minuman hangat dan gorengan serta menu andalan mbok Yem adalah nasi pecel. Dengan harga yang relatif murah, cukup Rp. 15.000 per porsi membuat kenyang si perut. Di sini juga menjual minuman jamu yang enak pas banget untuk menjaga tubuh dari dinginnya suhu puncak Gunung Lawu yang bisa mencapai minus 5 derajat. Untuk makanan ringannya, warung ini menyediakan aneka, kacang-kacangan, peyek, tempe goreng, dll. Urusan menu memang tak sebanding dengan warung atau resto pada umumnya. Namun bagi kita manusia awam, sangatlah unik dan mengesankan.
Bagi para pendaki, makan dengan pemandangan yang alami, udara segar diketinggian 3.150 mdpl merupakan kemewahan tersendiri. Pengalaman ini jauh berbeda jika dibandingkan menikmati menu makanan di Skye Menara BCA. Keindahan puncak Gunung Lawu memberikan kesan yang tak bisa didapatkan direstoran manapun. Bagi para pendaki menjadi suatu kebanggan sebagai seoarang foodie. Karena pengalaman makan seperti ini belum tentu dialami oleh para foodie di Indonesia.
Jika kamu ingin mencicipi berbagai menu andalan mbok Yem, kamu harus melewati treking pendakian yang menguras tenaga. Perjuangan melewati tanjakan sekitar 5 hingga 7 jam perjalanan mengantarkan mu hingga warung. Namun perjuangan besar memang tak mengkhianati hasil. Selain nikmatnya nasi pecel dengan hangatnya teh manis, pemandangan lautan awan menemani mu didepan mata. Tak terhenti sampai disitu, 150 meter lagi, kamu telah sampai di puncak gunung Lawu.