in ,

When In Solo, Guest House Bernuansa Jadul yang Bikin Tamu Kembali ke Masa Lalu

When In Solo, tempat menginap bernuansa antik dan instagenic!

Bangunan klasik selalu sukses menarik perhatia, terutama bagi penggemar vintage. Nuansa klasik memberikan kesan tersendiri yang tak mudah didapatkan di tempat lain. Salah satunya bisa Teman Traveler temui di When In Solo. Atmosfer ala zaman dulu terasa kental di guest house satu ini, lho. Penasaran seperti apa? Yuk, kulik bareng-bareng!

Baca juga : From Stone Garden to the Highest Waterfall, Padalarang Have Them All

Bangunan Bergaya Jawa Kolonial

Bergaya Jawa Kolonial, via Instagram/irwan_afiff

Rumah yang seakan membawamu kembali ke awal tahun 1900-an ini ialah sebuah tempat menginap keluarga bergaya Jawa Kolonial. Sebelum diubah menjadi guest house, dulunya rumah merupakan milik para pedagang dan seorang pembatik selama beberapa generasi. Dari luar, bangunannya tampak kuno, namun tidak pada interiornya. Perpaduan nuansa zaman dulu dan sentuhan modern terlihat pada interiornya.

Instagenic di Tiap Sisinya

Ruang santai di When In Solo, via Instagram/sutesoe

Dengan ciri khas yang dimiliki, semakin membuat banyak orang tertarik untuk mengunjunginya. Selain dapat merasakan sensasi kembali ke masa lalu, setiap sudutnya tampak instagenic. Nggak heran When In Solo kerap dijadikan sebagai lokasi untuk diadakannya berbagai acara, preweding, dan pembuatan film.

Interior guest house, via Instagram/wheninsolo

Guest House pun juga mengedepankan pelayanan. Berbagai fasilitas pun tersedia, mulai dari dapur, ruang makan, meja ping pong, internet gratis, taman, perpustakaan, dan sarapan gratis.

Kamar Bernuansa Vintage

Ruang tidur di dalam guest house, via Instagram/wheninsolo.gh

Tak luput, bagian kamar pun punya tampilan yang menarik. Nuansa Jawa kolonial tampak pada dekorasi yang digunakan. Mulai dari jendela kayu, meja rias kuno, lampu gantung, dan tempat tidur kelambu menambah kesan antik.

Dekorasi antik, via Instagram/wheninsolo.gh

Rumah terdiri dari tiga kamar tidur yang dilengkapi dengan pendingin udara, ranjang queen size, extra bed, dan satu ruangan lengkap beserta kamar mandi pribadi. Pas banget kan untuk dihuni bareng keluarga.

Lokasi dan Tarif

Interior guest house, via Instagram/wheninsolo.gh

Bagi Teman Traveler yang tertarik mencoba, bisa langsung ke alamat lengkapnya di Gang Setono No.12, RT02, Sidho Luhur, Laweyan. Wisata terdekat dari guest house yang dapat kalian kunjungi, di antaranya Kampung Batik Laweyan, pusat perbelanjaan Solo Grand Mall dan stasiun Purwosari.

When In Solo, via Instagram/mde_ayu

When In Solo merupakan tempat menginap yang cocok untuk keluarga karena dapat menampung sebanyak 9 orang. Untuk tarif sekali bermalam berkisar mulai dari Rp2,2 juta.

Dengan gayanya yang lawas, ciri khas When In Solo menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kapan nih mau jalan-jalan dan mencicipi kuliner khas Kota Batik? Segera agendakan ya! Next

ramadan
kafe bernuansa putih di Jakarta

Kafe Bernuansa Putih di Jakarta, Pecinta Ketenangan Jangan Lupa Mampir

Pinggan, the Village above the Cloud in Bali