Kesan pertama ketika mendengar kata Tanjung Priok pastilah tak lain dari sebuah pelabuhan. Namun, pernahkah kamu terlintas bahwa kawasan sekitar pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia ini sebagai kawasan wisata? Inilah 6 objek wisata yang bisa kamu kunjungi di sekitar Tanjung Priok:
Baca juga : Bermalam di Balkondes Tuksongo Borobudur, Serasa Jadi Bangsawan dalam Semalam
1. Stasiun Tanjung Priok
Stasuin Tanjung Priok yang beroperasi sejak 6 April 1925 ini sudah ditetapkan menjadi cagar budaya sejak tahun 1999. Setelah terbengkalai selama 10 tahun, akhirnya, bangunan bergaya art deco ini beroperasi kembali sejak tahun 2009 dan menjadi salah satu objek foto favorit para pecinta fotografi dan lokasi shooting.
Seluruh konstruksi bangunan masih asli seperti apa adanya, termasuk struktur besi baja melengkung di dalam keenam peronnya seperti yang terlihat di beberapa stasiun kereta di Eropa. Untuk pengambilan foto, kamera yang diperbolehkan adalah kamera saku, ponsel, mirrorless, SLR dan kamera aksi.
Ternyata, masih ada beberapa ruangan di dalam stasiun yang belum difungsikan secara optimal dan diketahui jelas latar belakang sejarahnya. Misalnya, ruangan besar kosong yang hanya terdapat meja bar kayu berdebu, diduga bekas restoran dan bar. Di gudang penyimpanan alat kebersihan pun terdapat beberapa urinoir pria bertuliskan “R.S. Stokvit & Zonen, Rotterdam”.
Maka diduga gudang tersebut dulunya adalah toilet pria dan urinoirnya memang asli peninggalan Belanda. Ditemukan pula cerobong bekas perapian di ruangan lain. Bahkan ada tangga menuju bunker yang masih misterius dan sulit diakses karena genangan air yang terus meninggi.
2. Pasar Ular
Terdapat 2 Pasar Ular di Tanjung Priok, Pasar Ular lama atau Pasar Ular Permai dan Pasar Ular Baru atau Pasar Ular Plumpang. Dinamakan Pasar Ular karena bentuk lorong pasar yang berkelok-kelok seperti ular. Ada juga yang mengatakan bahwa karena produk yang diperdagangkan dulunya adalah barang selundupan, maka pedagang haruslah lihai dan licin seperti ular.
Pasar Ular Plumpang menawarkan produk pakaian, sepatu, tas, serta arloji bermerek, baik KW maupun asli. Diperlukan kejelian dari pembeli untuk membedakan keduanya, walaupun pedagang biasanya memberitahu produk mana yang asli dan palsu yang dijual dengan harga yang jauh berbeda.
Sedangkan, Pasar Ular Permai terkenal dengan aneka keramiknya, mulai dari piring kecil, tea set, lampu gantung hingga guci-guci besar, yang berasal dari Tiongkok dan Eropa. Harga pun bervariasi, mulai dari Rp. 100 ribuan hingga Rp. 250 juta keatas. Di sini pun terdapat suvenir berupa piring pajangan dan magnet kulkas dari beberapa negara Eropa dan Asia yang dijual dengan harga terjangkau, bahkan bisa lebih murah dari negara aslinya. Misalnya, magnet kulkas bergambar pemandangan Amsterdam yang dijual hanya Rp. 25 ribu, sedangkan di negara asalnya bisa mencapai Rp. 80 ribu.
3. Kampung Warteg
Uniknya, terdapat Kampung Warteg yang buka 24 jam di Jalan Ende, Tanjung Priok. Puluhan warteg berbaris menawarkan aneka kuliner lokal yang menggugah selera dengan harga terjangkau. Tenang, kebersihan ruangan di warung-warung ini dan makanannya terjamin, kok. Saya bersama rombongan Wisata Kreatif Jakarta mengunjungi salah satunya, Warung Nabila, yang terkenal dengan sop iga sapinya yang seporsi hanya Rp. 23 ribu.
Selain itu, soto ayamnya yang berkuah kuning santan ringan, yang semangkok hanya Rp 15 ribu, tidak kalah enaknya. Nasinya juga lumayan banyak porsinya, mungkin karena terbiasa melayani pekerja sekitar pelabuhan. Selain itu, juga terdapat warung kopi dan aneka minuman tradisional di area yang sama.
4. Gereja dan Masjid yang Berdampingan
Keunikan dari Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabien adalah posisinya yang tidak hanya berdampingan, tapi juga berbagi tembok. Keduanya dibangun oleh para pelaut untuk melayani mereka yang singgah di Tanjung Priok. Gerejanya dibangun tahun 1957 oleh pelaut Kristen, sedangkan masjidnya dibangun 1 tahun kemudian oleh pelaut Muslim.
Kedua tempat ibadah tersebut adalah salah satu contoh toleransi umat beragama yang sangat baik dijadikan panutan bagi masyarakat luas yang hidup dalam kemajemukan. Bahkan, media internasional pun pernah meliput kerukunan umat beragama di sana yang terus terjaga selama lebih dari 60 tahun terakhir. Mulai dari berbagi lapangan parkir ketika salah satu dari mereka mengadakan ibadah hari raya hingga ketika jemaah Masjid Al- Muqarrabin melindungi Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim ketika gereja itu hampir dibakar perusuh tahun 1984.
5. Museum Maritim
Museum Maritim terletak di dalam wilayah kompleks pelabuhan Tanjung Priok. Sebelum dijadikan museum, bangunannya adalah bekas kantor PT. Pelindo, yang kemudian dipindahkan di gedung baru dan lebih besar di seberangnya. Tentunya, tema utama dari museum ini adalah memperkenalkan lebih jauh mengenai sejarah kemaritiman Indonesia, mulai dari kerajaan Majapahit hingga kolonial Belanda.
Museum yang sudah soft opening sejak 7 Desember 2018 ini termasuk membanggakan warga Jakarta karena fasilitasnya, mulai dari lay out ruangan, diorama-diorama, perpustakaan hingga bioskop yang kurang lebih setaraf dengan museum-museum di luar negeri. Fasilitas yang paling disenangi rombongan kami adalah simulator kemudi kapal laut, dimana pengunjung dapat berlagak mengemudikan kapal laut. Tak dipungkiri lagi ini adalah spot foto yang menarik. Selain itu, terdapat loteng dimana kamu dapat menikmati pemandangan lepas kesibukan pelabuhan Tanjung Priok. Selama soft opening, tarif masuknya gratis dan hanya perlu membayar Rp. 3000 untuk memasuki area dalam pelabuhan.
6. Makam Mbah Priok
Makam Mbah Priok adalah salah satu tempat ziarah yang ramai dikunjungi umat muslim dari dalam dan luar kota. Mbah Priok adalah seorang penyiar agama Islam dari Palembang yang meninggal dalam perjalanan ziarah ke Tanjung Priok. Kemudian dimakamkan di tepi pantai dengan periuk yang selalu dibawanya, sebelum dipindahkan di Koja, Jakarta Utara pada zaman penjajahan Belanda.
Pada tahun 2010, perencanaan penggusuran makam Mbah Priok memicu kerusuhan antara ribuan Satpol PP dengan 80 petugas makam yang menentang penggusuran. Namun, terjadi keajaiban ketika ribuan Satpol PP akhirnya kalah karena ketakutan ketika melihat sosok gaib saat makam mau dibongkar dan penggusuran akhirnya dibatalkan. Insiden tersebut memperkuat keyakinan bahwa Makam Mbah Priok memang keramat.
Kunjungan ke makam yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh mantan gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama ini tidak dipungut biaya. Terdapat juga mata air yang terus mengalir tanpa henti. Airnya dapat langsung diminum dan dipercaya membawa berkah. Next