Jum’at (26/7) Gunung Tangkuban Parahu yang berada sekitar 20 kilometer dari Kota Bandung mengalami letusan freatik. Menurut laman Twitter resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) @BNPB_Indonesia, kejadian erupsi Gunung Tangkuban Parahu tersebut berlangsung pada pukul 15.48 WIB.
Baca juga : Makanan Khas Betawi yang Populer Akan Kelezatannya
Abu Vulkanik Gunung Tangkuban Parahu
Seperti dinyatakan oleh BNPB melalui Twitter resminya, abu akibat dari erupsi Gunung Tangkuban Parahu mempunyai tinggi kolom sekitar 200 meter di atas puncak (kurang lebih 2.284 meter di atas permukaan laut). Kolom abu mempunyai amplitudo maksimal 38 mm dan durasi kira-kira 5 menit 30 detik, seperti tersebut tercatat pada seismogram.
Abu tebal berwarna kelabu tersebut cenderung mengarah ke arah timur laut dan selatan. Ia jatuh ke daerah Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jaraknya kurang lebih 10 kilometer dari kawasan Erupsi. Menurut warganet yang membagikan informasi melalui Twitter BNPB, terlihat abu mengarah juga ke Kecamatan Cisarua.
Status Gunung Tangkuban Parahu
Sampai berita ini dibuat, status Gunung Tangkuban Parahu adalah level 1 (normal). Begitu letusan terjadi, kru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) melakukan evakuasi terhadap warga, pendaki, dan wisatawan yang berada di atas gunung.
Aktivitas Gunung Sebelum Erupsi
Menurut laman tekno.tempo.co, tanda-tanda aktivitas Gunung Tangkuban Parahu telah dipantau mulai 27 Juni 2019. Walaupun demikian, tidak mudah untuk memprediksi kapan terjadinya letusan. Disebabkan karena letusannya cepat dan jarak radius dampaknya kecil, sekitar 500 meter dari kawah.
Gunung Tangkuban Parahu terakhir mengalami letusan freatik pada tahun 2013 lalu. Aktivitas tersebut pernah terjadi pada tahun 2013 lalu, tepatnya kepulan-kepulan gas di Kawah Ratu.
Daerah Wisata Ditutup Sementara
Mengingat adanya aktivitas erupsi tersebut, daerah wisata Gunung Tangkuban Parahu telah ditutup. Warga dihimbau untuk tidak menginap di daerah kawah-kawah aktif di sekitar Gunung Tangkuban Parahu. Pendaki, warga, maupun wisatawan sebaiknya tidak turun mendekati dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas.
Hal tersebut dilakukan demi keselamatan warga di sekitar, karena gas vulkanik dapat membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, untuk menghindari adanya letusan freatik yang disebabkan oleh akumulasi gas-gas yang berasal dari uap air, dengan sumber letusannya yang dangkal. Sebab sifat letusan tersebut tiba-tiba dan tanpa adanya gejala-gejala aktivitas vulkanik yang jelas.
Semoga tidak ada kejadian letusan lanjutan. Teman Traveler stay safe, ya. Sebaiknya diikuti himbauan dari petugas terkait, supaya tidak terkena abu.
Next