in , ,

Danau Ronggo Jalu Probolinggo, Berawal dari Kisah Pertengkaran Saudara

Danau Cantik di Probolinggo Menyimpan Kisah Pertengkaran Saudara

Danau Ronggo Jalu (c) Trisia Widya Marthalina Travelingyuk
Danau Ronggo Jalu (c) Trisia Widya Marthalina Travelingyuk

Beragam mitos terbentuknya suatu tempat atau wilayah dipercaya oleh sebagian masyarakat Indonesia hingga kini. Seperti Danau Ronggo Jalu yang terletak di Probolinggo. Destinasi wisata ini memiliki cerita masa lampau yang melegenda sampai sekarang. Selengkapnya, simak ulasan berikut.

Baca juga : Kuah Beulangong, Kuliner Aceh dengan Rahasia Kelezatan tak Terduga

Dokumentasi Pribadi
Danau Ronggo Jalu Pobolinggo (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Sekilas Cerita Ki Ronggo dan Ki Jalu

Dokumentasi Pribadi
Kisah terbentuknya Danau Ronggo Jalu (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Dahulu, hiduplah dua bersaudara bernama Ki Ronggo dan Ki Jalu yang berebut wilayah kekuasaan hingga berperang. Untuk mendamaikan keduanya, munculah seorang kyai sakti.

Dia membawa sebatang lidi dan menancapkannya di tanah yang diperebutkan oleh kedua saudara tersebut. Barang siapa yang mampu mencabut lidi dari tanah, maka orang itulah yang berhak memiliki wilayah tersebut. 

Dokumentasi Pribadi
Dipercaya sebagai Makam Ki Ronggo dan Ki Jalu (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh Ki Ronggo dan Ki Jalu. Keduanya secara bergantian berusaha mencabut lidi tersebut. Namun mereka tidak mampu mencabut lidi. Maka kyai sakti kembali mencabut lidinya yang kemudian muncullah air hingga membentuk sebuah danau dan menenggelamkan Ki Ronggo dan Ki Jalu.

Oleh karena itulah, danau tersebut diberi nama Ronggo Jalu. Di bawah pohon yang terletak di tepi danau, terdapat dua makam yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai makan Ki Ronggo dan Ki Jalu.

Letak Danau Ronggo Jalu

Danau Ronggo Jalu Probolinggo
Air danau masih jernih (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Danau Ronggo Jalu terletak di Banjarsawah, Kecamatan Tegalsiwalan, Probolinggo. Jalan menuju ke sini tidak terlalu lebar, tapi bisa dilalui oleh mobil. Sepanjang perjalanan, Teman Traveler akan disuguhi pemandangan sawah-sawah dan rumah penduduk. Danau ini terletak sekitar tiga kilometer dari Pabrik Kertas Leces.

Air Danau Jernih

Dokumntasi Pribadi
Tiket masuk Danau Ronggo Jalu (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Setelah memasuki kawasan Danau Ronggo Jalu, harus membeli tiket seharga Rp5.000an per orang dan Rp3.000an untuk parkir mobil. Teman Traveler akan menyusuri jalan kecil di depan Rumah Pompa PDAM Kota Probolinggo.

Sebelum sampai, kalian akan melewati kolam renang yang tidak ada airnya, kemungkinan sedang dibersihkan. Jalan setapak menuju ke danau ini ditumbuhi beberapa pepohonan di sisinya. Beberapa pengunjung pun memilih duduk dan bersantai di bawah pohon. Setelah berjalan beberapa meter, akhirnya Danau Ronggo Jalu pun mulai terlihat.

Danau Ronggo Jalu Probolinggo
Pepohonan yang tumbuh di tepi danau (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Bisa Berfoto Maupun Berenang

Danau Ronggo Jalu Probolinggo
Berfoto di atas jembatan (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Di sini, Teman Traveler bisa berfoto sepuasnya di spot instagenic seperti jembatan. Selain itu, beberapa wisatawan terlihat berenang dan bermain air di dalam danau.

Danau Ronggo Jalu Probolinggo
Pengunjung yang akan berenang di danau (c) Trisia Widya Marthalina/Travelingyuk

Bagi yang tidak bisa berenang harap berhati-hati ya, karena air di dalam danau ini terlihat cukup dalam. Bukan sekadar dipakai untuk kegiatan rekreasi, air yang bening dan jernih ini diolah dan dikonsumsi oleh warga, termasuk masyarakat di Gili Ketapang.

Bukan hanya panorama elok, legenda di balik destinasi wisata di Indonesia juga jadi daya tarik tersendiri. Bila Teman Traveler berwisata di Probolinggo, sempatkan mampir ke Danau Ronggo Jalu, ya. Next

ramadan
FI Angel's Billabong Broken Beach (c) Yama al Sidiq Travelingyuk

Angel’s Billabong dan Broken Beach, Pesona Wisata Nusa Penida

Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku

Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Pantang Terlewat