Gempa yang menimpa Palu dan Donggala cukup memberikan trauma terutama bagi keluarga yang terkena musibah. Selang beberapa bulan tepatnya kemarin, Jumat (12/4) gempa berkekuatan 6,8 magnitudo menghantam wilayah Sulawesi Tengah. Guncangan tersebut bahkan sempat berpotensi tsunami. Walau pernyataan tsunami telah dicabut oleh BMKG, beberapa warga masih ada yang mengungsi. Berikut rangkuman kronologi akan gempa di Sulteng.
Baca juga : Mengejar Senja di Galian Medio Raya Batam, Pesona Indah Tanpa Biaya
Terjadi Jumat Malam
Gempa berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah hari Jumat (12/4) pukul 18.40 waktu setempat. Dilansir dari Kompas, setelah dilakukan pemutakhiran, magnitudo turun menjadi 6,8 dengan episenter di Teluk Tolo, berjarak 82 kilometer arah barat daya dari Kepulauan Banggai, dengan kedalaman 17 kilometer.
Adanya Potensi Tsunami
BMKG sempat memberikan peingatan dini mengenai adanya potensi tsunami dari hasil pemodelan yang dilakukan dengan estimasi tinggi sekitar 50 centimeter. Setelah dilakukan monitoring pada muka air laut di Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Taliabu, Maluku Utara, tidak ada kenaikan air yang signifikan. Dan peringatan tersebut berakhir pukul 19.47 waktu setempat.
Dampak Akibat Gempa
Guncangan tersebut dirasakan oleh masyarakat yang berkediaman di wilayah Poso, Buol, Morowali, Banggai, dan Palu. Sedangkan, intensitas kecil juga dirasakan di berbagai daerah lain seperti Kolaka, Toli-Toli, Kotamubagu, Palopo, Makassar, Kepulauan Konawe, Gorontalo, Kendari dan Manado. Hasil monitoring yang dilakukan BMKG sampai pukul 23.50 WIB yakni adanya aktivitas gempa susulan sebanyak 43 kali dengan magnitudo sebesar 3,4 dan 5,6.
Ratusan Warga Mengungsi
Seperti yang diberitakan oleh CNN, warga yang berada di Pulau Taliabu, Maluku Utara mengungsi ke wilayah perbukitan di hari Jumat (12/4) malam karena dampak gempa tersebut. Berdasarkan pemberitaan dari Republika, hari Sabtu (13/4) belum ada laporan soal dampak kerusakan baik infrastruktur atau rumah, serta korban jiwa atau luka-luka, akibat gempa.
Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sutomo Teapon menyatakan bahwa setidaknya 500 warga di wilayah sekitar Bobong, ibukota Taliabu mengungsi ke Desa Ratahaya.
Walau pihak BPBD sudah menghimbau warga kembali ke rumah masing-masing, mereka masih memilih untuk bertahan di sana karena dianggap sebagai zona aman. Namun seperti yang dilaporkan dari CNN, pada Sabtu pagi sebagian warga dilaporkan telah meinggalkan tempat pengungsian.
Gempat yang terjadi di Sulteng memberi kabar duka bagi siapa saja yang mendengarnya. Semoga masyarakat yang tinggal di sana diberikan perlindungan dari Sang Mahakuasa agar tetap selamat. Next