Jalan Raya Pos Daendels atau yang kini lebih dikenal dengan nama jalur Pantura adalah penghubung antar provinsi di Jawa yang dibangun pada tahun 1808 atas instruksi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.
Baca juga : Bacol Cimahi, Si Mini yang Legendaris
Banyak kisah tragis dan mengerikan yang mewarnai pembangunan jalan yang membentang dari Anyer hingga Panarukan tersebut. Beberapa kisahnya diabadikan dalam bentuk monumen maupun patung. Berikut adalah 5 lokasi yang bisa jadi rekomendasi wisata sejarah tak terlupakan akan Jalan Raya Pos Daendels.
1. Istana Bogor, Tempat Daendels Menyusun Strategi Pemerintahannya
Tempat ini adalah salah satu istana kepresidenan yang pernah menjadi kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda pada masa penjajahan, termasuk Daendels. Di sinilah rute pertama pembangunan jalan pos dimulai, yaitu menghubungkan istana Bogor hingga ke Cirebon.
Destinasi wisata yang dibangun oleh Gustaff Willem Baron Van Imhoff ini memiliki desain apik menyerupai Istana Bleinheim di Oxford, Inggris. Selain itu karena udaranya sejuk, kalian bisa betah di sini.
Teman Traveler bisa berkunjung tiap tahunnya karena terdapat event ‘Istana Untuk Rakyat’ (Istura), di mana masyarakat luas bisa melihat langsung kemegahan bangunan ini dari dekat.
2. Mercusuar Anyer, Titik Nol Jalan Pos Daendels
Kawasan yang berada di pinggir Jalan Raya Anyer, Cikoneng, Kabupaten Serang, Banten ini, diyakini menjadi titik nol jalan Pantura yang membentang dari ujung barat hingga timur Jawa. Namun kebenarannya masih belum disepakati karena mercusuar sudah ada sebelum Daendels datang ke Indonesia.
Meskipun demikian, Teman Traveler tetap bisa mengenang sejarah jalan pos Daendels di lokasi ini. Pada dinding menara suar terdapat foto berukuran besar yang menceritakan sejarah titik nol Jalan Pos Daendels.
Mercusuar dengan tinggi sekitar 75.5 meter ini memiliki pelataran yang cukup lebar di puncaknya. Kalian bisa menikmati suasana pantai saat matahari terbenam.
3. Cadas Pangeran, Titik Pembangunan Paling Berat
Pada saat itu, pembangunan jalan membobol perbukitan cadas dengan alat seadanya seperti cangkul, linggis, dan kapak. Hal ini memicu kemarahan Bupati Sumedang, Surianagara Kusumadinata. Kejadian ini Ia perlihatkan saat bertemu Daendels yang tengah mengawasi pembangunan jalan. Kisah ini kemudian diabadikan dalam sebuah patung di salah satu kelokan ruas jalan daerah Ciherang, Sumedang.
Dalam patung tersebut, terlihat Pangeran Kusumadinata menyambut uluran tangan Daendels dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang keris Nagasasra seakan menunjukkan perlawanan. Jalan cadas pangeran terletak sekitar 6 kilometer sebelah barat daya Kota Sumedang, yang menjadi jalan tersibuk menghubungkan Bandung dengan Cirebon.
4. Jembatan Geladak Manyar, Saksi Bisu Penderitaan Rakyat Sebagai Tiang Manusia
Kisah muram lainnya juga terjadi di jembatan Geladak Manyar, Gresik, Jawa Timur. Diceritakan Daendels murka karena pembangunan jalan belum juga rampung. Ia kemudian menyuruh penduduk berbaris sambil memegang balok kayu dan membentuk jembatan dengan tiang manusia. Setelah jembatan tersebut jadi, dengan pongahnya ia melintas di atasnya dengan kereta kudanya.
Lokasi jembatan geladak berada di Jalan Raya Manyar, Kecamatan Manyar, sekitar 10 kilometer ke arah barat Kota Gresik. Nama Geladak tersebut diambil lantaran kisah sejarahnya dalam pembangunan Jalan Raya Pos Daendels. Jembatan yang membentang di atas anak sungai Brantas ini sekarang menjadi jalur transportasi kendaraan berat yang sangat ramai.
5. Monumen 1000 Km Anyer-Panarukan, Ujung Jalan Raya Postweg
Monumen 1000 kilometer Anyer-Panarukan yang berada di daerah Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo ini dibangun khusus untuk mengenang kerja keras para pekerja. Monumen ini dirampungkan pada tahun 2014 dan menjadi jujukan wisatawan untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia.
Itulah rekomendasi wisata sejarah yang mengingatkan kisah pembangunan Jalan Raya Pos Daendels (De Grote Postweg). Selain menciptakan pengalaman baru, destinasi ini juga bisa menambah pengetahuan sejarah. Jadi, apa sudah menentukan destinasi akhir pekan berikutnya? Next