Selain terkenal akan keharuman kopi robusta-nya, Lampung juga memiliki kekayaan budaya berupa kain tapis. Kain tenun dengan motif yang cantik berbalut benang-benang emas ini merupakan warisan turun-temurun lintas generasi yang masih bertahan hingga kini. Mari mengenal kain ini lebih jauh.
Baca juga : Hotel Ramah Keluarga di Bandung, Sekalian Main dengan Binatang
Dulu Hanya Dipakai Para Bangsawan, Kini Jadi Kebanggaan Semua Orang
Pada zaman dahulu, kain tapis bukan hanya sekadar bahan pakaian. Kain ini hanya dipakai orang-orang yang berasal dari keluarga bangsawan. Tapis menunjukkan strata sosial yang tinggi dan asal-usul seseorang. Pada masa itu, tapis tidak bisa dimiliki dan dipakai oleh sembarang orang. Memakainya pun hanya pada momen-momen tertentu yang sakral.
Kini zaman telah berganti. Penggunaan tapis tidak lagi eksklusif oleh kelompok tertentu. Ragam pakaian dan aksesoris dengan motif tapis pun lebih variatif, seperti jilbab, peci, selendang, atau dompet. Penggunaan tapis kini tidak terbatas hanya untuk menutup bagian pinggang hingga mata kaki pada busana wanita.
Kain tapis kini menjadi kebanggan semua orang, tidak hanya Lampung tetapi juga Indonesia. Bahkan pada opening ceremony Olimpiade Rio tahun 2016 lalu, kontingen atlet Indonesia mengenakan kain tapis dan sukses menuai pujian.
Berkunjung ke Sentra Pembuatan Tapis di Negeri Katon
Untuk melihat proses pembuatan kain tapis, Teman Traveler bisa mengunjungi Negeri Katon di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Menapis, istilah untuk kegiatan membuat kain tapis, biasa dilakukan oleh para remaja putri atau ibu-ibu. Hampir semua kaum hawa di Negeri Katon piawai menapis. Keahlian itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Bahan dasar kain tapis adalah benang kapas yang ditenun secara tradisional. Untuk mempercantik, digunakan dekorasi benang emas atau perak yang disulam di antara helai-helai benang untuk membentuk motif tertentu. Dalam bahasa setempat, cara ini disebut cucuk.
Sebagai alat bantu, para perajin menggunakan alat yang disebut papan tekang. Alat yang terbuat dari kayu dan papan ini berfungsi untuk mengaitkan dan merenggangkan kain tenun yang akan disulam. Dengan alat ini, perajin jadi lebih mudah saat menusukkan jarum.
Ragam Motif yang Sarat Makna
Motif yang dibuat pada kain tapis biasanya mengambil tema yang dekat dengan alam, misalnya tanaman dan binatang seperti gajah yang identik dengan Lampung. Ada pula motif yang menceritakan kehidupan rumah tangga, misalnya kain tapis cucuk andak. Motif tapis juga dipengaruhi kondisi geografis setempat.
Misalnya tapis peminggir atau tapis pesisir, mengangkat tema flora yang dinamis dan luwes. Sementara tapis pepadun atau tapis pedalaman cenderung sederhana dan kaku. Masing-masing daerah biasanya memiliki motif yang khas, seperti tapis Liwa dari daerah Liwa dan tapis Abung dari Lampung Utara.
Kisaran Harga
Karena pembuatan tapis secara tradisional bisa dibilang rumit dan harus dikerjakan secara manual, para perajin butuh waktu berminggu-minggu untuk menyelesaikan satu lembar kain. Hal ini membuat harga kain tapis relatif mahal. Harga kain tapis handmade dipengaruhi kerumitan motif, jumlah penggunaan benang emas, dan usia kain tapis.
Jika sudah berumur puluhan taun, harga sehelai kain tapis bisa mencapai ratusan juta rupiah dan disimpan sebagai benda koleksi. Untuk kain tapis biasa, harganya mulai dari satu juta rupiah. Tentu harga ini sepadan dengan kualitas dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Berburu Tapis di Sentra Cendera Mata di Bandar Lampung
Teman Traveler bisa membeli kain tapis di beberapa sentra oleh-oleh yang tersebar di Bandar Lampung. Salah satu toko yang saya rekomendasikan adalah toko Putra Indonesia. Berdiri sejak tahun 1979, Putra Indonesia adalah toko oleh-oleh yang pertama ada di Lampung. Beralamat di Jalan S. Parman No.20A Bandar Lampung. Toko mulai buka pukul 08.00 hingga 20.00.
Produk unggulan toko ini adalah kain tapis dengan beragam corak dan warna. Harga yang ditawarkan juga variatif. Kalian bisa mencari kain tapis
yang sesuai selera dan pas di kantong. Selain kain tapis, toko ini juga menjual macam-macam cendera mata khas Lampung seperti ukiran kayu, miniatur gajah dan rumah adat Lampung, batu akik, tas, dan hiasan dinding.
Sungguh luar biasa pesona kain khas Indonesia ini. Jika Teman Traveler berwisata di Lampung, sempatkan singgah dan memborong kain tapis, ya. Next