Masih ingat dengan ‘Night at The Museum’ yang dibintangi Ben Stiller? Dalam film tersebut sang aktor berperan sebagai seorang penjaga museum yang bertugas malam hari dan kemudian bertualang bersama benda-benda koleksi yang mendadak hidup begitu matahari terbenam. Bulan ini, pengalaman mirip bisa dirasakan para pengunjung di Museum Nasional Indonesia.
Baca juga : Malioboro Tanpa PKL Pekan Ini, Bagaimana Menurutmu?
Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-240, pengelola Museum Nasional Indonesia membuka kesempatan bagi mereka yang ingin menginap di gudangnya sejarah Tanah Air tersebut. Namun kuotanya terbatas hanya untuk 100 orang. Program unik ini bakal dihelat antara 20 hingga 21 April 2018.
Gratis Tanpa Dipungut Biaya
Asyiknya lagi, kegiatan menginap di museum ini sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis. Namun pengunjung yang mendaftar harus berusia di atas 17 tahun dan membawa sleeping bag sendiri. Mereka yang beruntung bisa merasakan sensasi bermalam di gedung penting yang berada di Jl. Medan Merdeka Barat no 12 ini.
Tertarik untuk menjalani pengalaman ala Ben Stiller? Langsung saja mendaftar dengan mengirimkan data diri ke [email protected]. Untuk keterangan lebih lanjut, bisa menghubungi nomor kontak yang tertera di akun media sosial Museum Nasional Indonesia.
Museum Terbesar di Asia Tenggara
Embrio Musem Nasional Indonesia muncul pada tahun 1778, saat berdirinya perkumpulan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschanppen. Kala itu sang ketua, J.C.M. Radermacher, menyumbangkan sebuah gedung lengkap dengan koleksi beragam buku dan benda-benda kebudayaan di dalamnya.
Setelah beberapa kali mengalami perubahan selama masa pemerintahan kolonial, Museum Nasional akhirnya dikelola penuh oleh pemerintah Republik Indonesia pada 17 September 1962. Sejak 2005, museum berada di bawah pengawasan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Museum yang diklaim sebagai terbesar di Asia Tenggara ini juga dikenal dengan sebutan museum gajah. Julukan tersebut merujuk pada patung gajah perunggu sumbangan Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871, yang kemudian dipajang di bagian halaman.
Arsitektur ala Eropa
Mengingat awalnya dibangun sebagai gedung perkumpulan Belanda, tak heran jika gedung Museum Nasional Indonesia mengusung gaya Eropa yang cukup kental. Terdapat pilar-pilar besar sebagai penyangga, ciri khas bangunan zaman Renaissance yang mulai muncul pada Abad ke-18.
Gedung ini sendiri baru resmi berdiri pada 1862 setelah muncul desakan dari perkumpulan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschanppen. Mereka kala itu memohon pada pemerintah agar disediakan tempat khusus untuk menelaah sejumlah riset-riset penting yang dikerjakan di Hindia Belanda.
Gudangnya Sejarah Indonesia
Tak salah jika Museum Nasional disebut sebagai gudangnya sejarah Indonesia. Menurut laman resmi mereka, hingga kini jumlah koleksi sudah mencapai lebih dari 140.000 buah. Termasuk di dalamnya beragam arca kuno, prasasti, barang kerajinan, dan juga benda kuno lainnya.
Dengan koleksi sebanyak itu, tak heran jika museum ini dinobatkan sebagai museum terlengkap di Indonesia. Meski demikian, hanya sepertiganya yang dipamerkan ke publik. Sebelumnya, Museum Nasional juga memiliki sejumlah manuskrip kuno namun kini semua sudah dipindah ke Perpustakaan Nasional.
Sebagian besar benda bersejarah di Museum Nasional diperoleh dari hasil penggalian arkeolog, namun ada juga yang didapat dengan membeli atau hibah dari kolektor semasa pemerintahan Hindia Belanda. Beberapa koleksi menarik yang bisa disaksikan di sini antara lain patung Bhairawa, serta arca Budha dan Hindu tertua di Indonesia.
Itulah tadi sekilas mengenai beberapa keiistimewaan dan hal menarik yang ada di Museum Nasional Indonesia. Bagaimana, ada yang tertarik merasakan sensasi menginap di museum gajah bulan ini? Next