Jogja memiliki museum alat transportasi yaitu Museum Kereta Keraton. Museum ini menampilkan kereta kencana yang digunakan oleh keluarga Keraton. Ada kereta dengan ukuran diameter roda hampir setinggi manusia dewasa! Teman Traveler pasti akan kagum melihat kereta-kereta ini. Penasaran? Yuk simak perjalanan berikut ini.
Baca juga : MakMu Cafe, Pujasera Instagenic Favorit Milenial Surabaya
Lokasi dan Tiket Masuk
Lokasi Museum Kereta Keraton berada tidak jauh dari alun-alun utara Yogyakarta, tepatnya di Jalan Rotowijayan. Museum ini buka setiap hari dari pukul 08.00 sampai 16.00. Harga tiket masuknya tergolong murah, yaitu Rp5.000 saja. Jika Teman Traveler ingin memotret, maka ada tambahan bayaran Rp1.000 untuk izin penggunaan kamera.
Puluhan Kereta Memenuhi Ruangan
Museum Kereta Keraton merupakan bangunan besar beratap tinggi. Teman Traveler akan melihat kereta kencana berukuran sedang berjejer di sekeliling lorong. Di bagian tengahnya terdapat dua ruangan yang berisi kereta kencana istimewa dengan ukuran sangat besar.
Setiap kereta ini memiliki nama, fungsi dan sejarahnya masing-masing. Bentuknya pun berbeda-beda, ada yang beroda dua, beroda empat, kereta dengan atap terbuka, mapun kereta dengan atap tertutup. Jangan lupa membaca penjelasan sejarah tiap kereta, ya.
Kereta Tertua yang Rutin Dimandikan Setiap Tahun
Di antara semua kereta yang ada, ada satu kereta yang umurnya paling tua, yaitu Kereta Kanjeng Nyai Jimad. Kereta buatan Belanda ini dibuat tahun 1750 dan merupakan hadiah untuk Sultan. Kereta ini digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai Sri Sultan Hamengkubuwono IV. Tiap tahun, ada ritual khusus untuk memandikan Kereta Kanjeng Nyai Jimad.
Kereta yang Pernah Dinaiki oleh Pangeran Dipenogoro
Kereta ini dibuat sekitar tahun 1810. Teman Traveler akan menemukan kereta ini di ruangan besar yang dikelilingi lorong. Kereta Kyai Mondro Juwolo pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro.
Kereta Garuda Yeksa yang Megah
Kereta Garuda Yeksa merupakan kereta berukuran besar dengan hiasan garuda yang terbuat dari emas. Saking besarnya, perlu delapan ekor kuda untuk menarik kereta ini. Itu pun tidak sembarang kuda, ya, Teman Traveler. Kuda untuk menarik kereta ini harus memiliki warna dan jenis kelamin sama. Kereta Garuda Yeksa masih digunakan sampai sekarang.
Kereta Roto Praloyo
Kereta besar ini didominasi oleh warna putih dan emas. Kereta dilengkapi dengan kaca di sekelilingnya. Dahulu kereta ini digunakan untuk membawa jenazah Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang meninggal tahun 1988.
Kereta Kyai Roto Biru
Sesuai dengan namanya, kereta ini didominasi dengan warna biru. Teman Traveler akan dengan mudah mengenali kereta ini karena tampak mencolok di antara kereta lain yang ada di lorong. Kereta ini dibuat tahun 1901, ada pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.
Ritual Pemandian Kereta
Teman Traveler pernah mendengar upacara membersihkan benda pusaka? Kereta kencana di sana pun selalu dimandikan setiap tahun. Nama kegiatannya adalah Jasaman.
Kereta yang akan dimandikan adalah Kereta Kanjeng Nyai Jimad bersama kereta lain, dipilih secara bergantian setiap tahun. Tidak hanya dimandikan, kereta juga diberi sesaji dan didoakan. Selain kereta yang sudah disebutkan, masih banyak sekali kereta yang lainnya.
Teman Traveler lebih baik datang langsung untuk melihat semua kereta di sana. Di luar museum, Teman Traveler juga bisa melihat istal kuda yang berisi kuda-kuda berwarna putih lho!
Demikian perjalanan museum kereta keraton yang banyak menyimpan koleksi peninggalan keraton. Jangan lupa saat liburan ke Jogja untuk mampir ke sini ya Teman Traveler. Next