Di Kota Bandung, belum lama ini hadir kedai kopi yang menawarkan nuansa tradisional budaya Nusantara. Mulai dari bangunannya yang khas keraton Jawa hingga suasana menikmati kopi di tengah aktivitas para pengrajin yang membatik. Kedai ini bernama Pecah Kopi yang berlokasi di Jl. Cigadung Raya Timur No.1 No.5, Cigadung, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Penasaran seperti apa keseruannya? Simak penelusuran berikut.
Baca juga : Hotel Bergaya Industrial di Bandung yang Instagramable, Tak Cuma Pindah Tidur
Asal Mula Nama
Menurut penuturan Uzie selaku Marketing Komunikasi di tempat ini, penamaan Pecah Kopi berasal dari motif batik khas Kabupaten Banyuwangi, yaitu motif Kopi Pecah. Para pengrajin batik di kabupaten ini mengapresiasi kerja keras petani yang menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan.
Motif batik ini memiliki makna pengorbanan. Karena untuk menikmati segelas kopi, proses panjang harus dilalui dengan melibatkan banyak tenaga dan keahlian khusus. Salah satu prosesnya, biji kopi harus dipecah atau dihancurkan untuk menghasilkan ekstraksi rasa kopi yang maksimal.
Motif Kopi Pecah ini hadir menjadi bagian dekorasi interior di kedai tersebut. Ini sebagai bentuk apresiasi untuk petani kopi dan pengrajin batik. Selain itu, Juga sebagai identitas kedai ini.
Kedai Kopi Bernuansa Tradisional
Kedai yang baru dibuka pada bulan Juni 2019 ini terletak di dalam kawasan Rumah Batik Komar. Di kedai ini Teman Traveler akan disuguhkan interior dan dekorasi ruang yang memiliki unsur budaya tradisional. Salah satu yang paling mencolok adalah mural yang ditulis dalam aksara Jawa bertuliskan “Adigang, Adigung, Adiguna”.
Mural ini memiliki makna agar seseorang menjaga perilaku. Seperti tidak berwatak angkuh dan sombong dengan hanya mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepandaian yang dimiliki.
Ada Beragam Menu yang Tersedia
Menu-menu yang ditawarkan oleh kedai kopi ini ikut menyesuaikan dengan selera pelanggan. Beberapa menu yang menjadi andalan di antaranya adalah Es Pecah Kopi dengan komposisi House Blend 70 : 30 Arabica dan Robusta, biji kopi Palintang. Menu ini dibanderol dengan harga Rp23.000.
Lalu, menu lainnya yang masih menggunakan single origin beans Palintang dengan komposisi 70 : 30 Arabica dan Robusta yaitu Caramel Macchiato. Minuman ini dibanderol dengan harga Rp30.000.
Selanjutnya ada V60 single origin biji kopi Gunung Halu. Minuman ini diracik dengan metode roasting honey yang dibanderol dengan harga Rp25.000. Lalu untuk non coffee yang menjadi favorit adalah Es Teh Sereh yang dibanderol dengan harga Rp15.000.
Ada Suguhan Acara Musik Bulanan
Selain dimanjakan oleh menu-menu yang memanjakan lidah, pengunjung juga disuguhkan oleh berbagai kegiatan yang diadakan di sini. Salah satunya adalah acara musik bernama Kolektif Musik Alunan Nusantara. Acara musik ini diadakan sebulan sekali dengan tujuan berbagi pengetahuan tentang musik indonesia di tahun 50-70an dalam format piringan hitam.
AdaWorkshop untuk Belajar Membatik
Wujud apresiasi kedai kopi kepada budaya Nusantara di antaranya bekerja sama dengan Rumah Batik Komar untuk mengadakan kegiatan bulanan berupa workshop membuat batik. Workshop ini senilai Rp150.000, di mana peserta sudah mendapatkan kain membatik ukuran 40×40 cm, minuman & snack serta sertifikat.
Selain itu setiap hari Kamis dan Jumat, Rumah Batik Komar rutin dikunjungi oleh mahasiswa dan pelajar SMA di sekitaran kota Bandung. Tujuannya untuk melihat dan belajar langsung proses membatik.
Demikian penelusuran tentang Pecah Kopi, salah satu tempat nongkrong di Bandung yang memadukan unsur budaya dan rasa dalam menikmati segelas kopi. Teman Traveler pecinta kopi dan pemerhati budaya tradisional Nusantara? Wajib banget berkunjung ke kedai ini! Next