Kuliner khas Surabaya beragam jenisnya. Ada rujak cingur, lontong balap, tahu tek, rawon, dan lain-lain. Tidak hanya kuliner asli Surabaya, wilayah Indonesia yang mendapatkan julukan sebagai Kota Pahlawan ini juga dengan ramah menerima kuliner pendatang. Contohnya saja pecel. Banyak bertebaran tempat makan yang berjualan pecel, salah satu yang populer dan telah memiliki nama adalah Pecel Ponorogo Boeyatin.
Baca juga : Nasi Goreng Kambing di Surabaya, Pilihan Sempurna Saat Lapar Mendera
Pecel yang Telah Ada Sejak Tahun 1950
Boeyatin atau Bu Yatin merupakan nama yang digunakan untuk menyebut tempat usaha ini. Ternyata, Bu Yatin meneruskan usaha dari Ibunya yang bernama alm. Nyonya Mistirah yang sudah berjualan pecel sejak tahun 1950. Saat awal berjualan, berada di depan Garden Hotel, sekitar tahun 1982 kemudian pindah di Gedung DPRD.
Dahulu, langganannya hanya seputar tukang becak dan berjualan masih menggunakan tampah, nampan yang terbuat dari anyaman bambu. Seiring berjalannya waktu sampai akhir 1990, Bu Yatin akhirnya memiliki tempat warung yang menetap. Perlahan mulai dikenal sebagai tempat pecel yang enak.
Bukan Hal yang Mudah Menjaga Resep Warisan
Ternyata, usaha yang dilakukan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Meskipun resep telah dikuasai, namun Bu Yatin percaya jika rasa pecel tergantung orang yang membuatnya. Kalau dalam istilah Jawa-nya, tangan-tanganan. Bu Yatin harus berjuang menjaga kualitas dan konsistensi rasanya supaya para pelanggan tetap setia.
Biasanya, dalam seporsi Pecel Ponorogo Boeyatin akan diberi banyak sayuran seperti halnya sawi, kacang panjang, bayam, taoge, kembang turi dan juga krai. Makin enak dengan adanya tambahan lalapan kemangi, biji petai cina, dan juga irisan mentimun. Untuk cita rasanya di sini ada perpaduan antara asin, manis dan pedas yang disesuaikan. Bumbunya ada dua macam, pedas dan tidak pedas. Lauknya beragam, mulai dari tempe, tahu, sampai dengan beragam daging.
Alamat Pecel Ponorogo Bu Yatin
Pecel Ponorogo Boeyatin ini juga disebut dengan Pecel Ketabang lantaran berlokasi di Jl. Ketabang Kali. Tempat makan di Surabaya ini hampir selalu selalu ramai dengan pembeli yang berdatangan. Lokasinya memang menuntungkan, kawasan pusat kota dan dekat dengan beberapa kantor, mulai dari Kantor Walikota, DPRD, Hotel, dan di sekitaran Pusat Perbelanjaan.
Waktu operasionalnya setiap hari, mulai pukul 05:00 hingga 20:00 WIB. Sementara itu harganya, satu porsi nasi pecel di bawah Rp20.000. Itu sudah lengkap dengan beberapa jenis lauk. Harganya tergantung dengan pilihan lauk yang diambil.
Jika penasaran dengan tempat makan di Surabaya ini, mampirlah jika sedang jalan-jalan. Beda lho rasa pecel Madiun dan Ponorogo. Untuk tau bedanya, kamu perlu untuk mencicipinya. Maka dari itu, coba saja jika berada di Kota Pahlawan. Next