Saat Teman Traveler mendengar kata Sumpah Pemuda, pasti akan mengingat tentang perjuangan para pemuda Indonesia mencapai persatuan. Salah satu tokohnya WR Supratman sang maestro pencipta lagu Kebangsaan Indonesia.
Baca juga : Lengkapnya Destinasi Wisata Padang Lawas Utara di Sumut yang Belum Banyak Bicara
Untuk memperingati Sumpah Pemuda ke 91 tahun ini, Teman Traveler bisa mengunjungi rumah saksi hidup WR Supratman. Seperti apa rumah tersebut? mari berkunjung ke Kota Surabaya.
Tokoh Sumpah Pemuda, Pencipta Lagu Kebangsaan
WR Supratman lahir di Somongari, Purworejo, 19 Maret 1903, pada tahun 1914 ikut kakak sulungnya Roekijem ke Makassar. Ia disekolahkan dan dibiayai oleh kakak iparnya Willem van Eldik, saat tinggal di sana Soepratman mendapatkan pelajaran musik.
Saat sudah dewasa Supratman berpindah ke Bandung bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Lalu berpindah lagi ke Jakarta, di sana awal mulai ia tertarik pada pergerakan nasional dan bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan.
Setelah itu, Supratman saat di Jakarta mengikuti tantangan menciptakan lagu kebangsaan yang diadakan majalah Timbul, dan terciptalah lagu Indonesia Raya dan diperdengarkan saat penutupan Kongres Pemuda II 28 Oktober 1924.
Semenjak itu lagu tersebut menjadi terkenal, selalu dikumandangkan saat kongres sebagai perwujudan rasa persatuan dan keinginan untuk merdeka.
Biola Legendaris
WR Supratman selalu identik dengan biolanya, biola tersebut dibuat oleh Nicolaus Amateus Fecit. Terbuat dari tiga jenis kayu jati Belanda, mapel dari Italia, dan kayu eboni dari Afrika Selatan.
Teman Traveler dapat melihat replika biola legendaris itu di Museum WR Soepratman yang berada di Jalan Mangga 21 Surabaya. Biola yang asli disimpan di Museum Sumpah Pemuda Jakarta.
Tempat Perisitirahatan Terakhir
Setelah menciptakan lagu kebangsaan sang maestro menjadi buronan pemerintahan Hindia Belanda, terus mencari tempat persembunyian akhirnya berakhir di Surabaya lalu tertangkap dan dijebloskan ke penjara Kalisosok.
Selama di penjara mengalami penyiksaan kemudian dibawa ke rumah kakaknya Rukiyem Supratijah sampai meninggal Museum yang diresmikan tahun lalu pada tanggal 10 November ini menjadi saksi hidup pelariannya dan menjadi tempat perisitirahatan terakhir.
Wisata Sejarah
Saat Teman Traveler sampai di depan halaman terdapat patung setinggi tiga meter menampakkan sosok pria berpakaian jas khas sambil memainkan biola. Masuk di ruang tamu terdapat foto, lirik, replika biola dan partitur lagu Indonesia Raya versi lengkap tiga stanza yang terpajang di dinding.
Rumah kecil dengan luas 5×10 meter ini memiliki dua kamar. Pada kamar WR Supratman terdapat kasur miliknya yang dibawa langsung dari Purworejo, menjadi saksi meninggalnya sang maestro.
Museum WR Supratman ini bisa menjadi wisata sejarah dan edukasi, banyak juga para pelajar bahkan mahasiswa datang saat liburan atau momen-momen tertentu seperti Sumpah Pemuda dan 17 Agustusan. Teman Traveler bisa mengunjungi Museum hanya dengan harga Rp 3000 buka setiap hari pukul 09.00-17.00 WIB.
Demikian rumah yang telah diresmikan menjadi museum WR Supratman, salah satu cagar budaya Kota Surabaya. Bagaimana Teman Traveler? Jangan lupa berkunjung ke sana ya. Next