Lombok memiliki jutaan keindahan, baik alam maupun budayanya. Untuk berlibur ke sana, kita harus mempersiapkan itinerari khusus yang murah namun tetap worth it. Saya sendiri melakukan solo traveling Bandung-Lombok naik kapal Legundi dengan budget mulai Rp150.000. Gak percaya? Simak ulasan saya berikut!
Baca juga : Waroeng Banjar Bahari di Balikpapan, Menu Unggulan Pisang Gapit dengan Cita Rasa Legit
Berangkat Dengan Transportasi Favorit
Awalnya saya berangkat menggunakan kereta api Pasundan. Transportasi darat kelas ekonomi ini berangkat dari Stasiun Kiaracondong menuju Stasiun Gubeng dengan durasi perjalanan 16 jam 7 menit. Rinciannya, berangkat pukul 05.35 dan tiba pukul 21.42. Kita cuma perlu merogoh kocek sebesar Rp94.000, loh!
Sesampainya di Gubeng, saya langsung mengistirahatkan diri di dalam stasiun. Memang dalam liburan kali ini, saya memilih konsep backpackeran low budget, artinya saya berusaha memangkas habis-habisan uang yang dikeluarkan, terutama di bagian akomodasi. Untuk teman-teman yang ingin menginap di penginapan, tentu dipersilakan.
Memanfaatkan Ojek Online
Berdasarkan informasi dari teman yang tinggal di Surabaya, saya bisa menggunakan ojek online (ojol) untuk berangkat ke Pelabuhan Tanjung Perak. Uniknya, cukup banyak ojol yang menawarkan jasa tanpa aplikasi, plus harganya bisa ditawar.
Awalnya saya ragu karena baru menemukan seperti ini di sini dan keamanannya belum tentu terjamin. Tapi lagi-lagi, karena hemat, saya nekad menggunakan jasa ini. Ternyata aman, malah lebih hemat Rp5.000 dari harga aplikasi.
Perjuangan Menyeberang ke Lombok
Untuk menyeberang ke Pelabuhan Lembar Lombok, saya akan menaiki kapal Legundi yang disediakan PT. ASDP Indonesia Ferry. Harga tiketnya adalah Rp87.000 tanpa makan. Kalau mau dapat paket makan 3 kali, kita cukup menambah Rp30.000.
Berdasarkan informasi dari costumer service kapal Legundi via WhatsApp, loket sudah dibuka sejak pukul 09:00. Saya sampai di loket sekitar pukul 08:45 karena saya harus mencari loket pembelian kapal PT. ASDP di gedung yang berbeda.
Setelah sampai di gedung loket, saya melihat antreannya sudah memanjang sampai belakang. Sayapun ikut antre, dan baru mendapatkan tiket setelah 2,5 jam, saking banyaknya yang ingin ke Lombok dengan kapal. Oh iya, jangan lupa membawa kartu identitas seperti SIM atau KTP.
Tukar voucher masuk menjadi makanan
Di jadwal yang tertera pada tiket, kapal akan berangkat sekitar pukul 15.00. Tersedia waktu yang cukup lama untuk menunggu kapal tersebut, hingga akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar gedung pelabuhan.
Salah satu lokasi yang bisa dicoba ialah SNQ (Surabaya North Quay). Kawasan ini bisa dimasuki dengan membayar tiket Rp10.000. Sebelum naik kapal Legundi, ada baiknya teman-teman bisa mampir sini agar bisa menikmati pemandangan sekitar pelabuhan.
Dari tiket sebesar Rp 10.000 tersebut, penumpang bisa menukarnya dengan makanan atau minuman yang berada di foodcourt di lantai yang sama dengan suasana lebih dingin dan bersih. Selain itu proses pembayaran bisa juga mengunakan uang tunai ataupun OVO.
Daripada harus berdesak-desakan dengan penumpang lain di lantai bawah, saya sarankan pengunjung untuk bersantai sejenak di kawasan ini. Jangan khawatir ketinggalan kapal, pihak pelabuhan akan terus update informasi keberangkatan, kok!
21 Jam di kapal Legundi
Perjalanan kapal akan di mulai ketika persiapan, distribusi, dan pengecekan kondisi kapal sudah selesai. Meskipun dijadwalkan berangkat pukul 15.00, namun waktu keberangkatan bisa saja terlambat, bergantung keadaan.
Para solo travelers seperti saya harus pintar-pintar mencari tempat, mengingat waktu perjalanan mencapai sekitar 21 jam. Di kapal sendiri disediakan kamar VIP, tapi harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi. Penumpang bisa memilih tidur di sofa, kursi kayu, atau dek di sisi kapal. Untungnya, saya bertemu dengan keluarga yang berkenan menyediakan satu sofa di sebelah mereka untuk jadi tempat tidur saya.
Kapal ini sudah didesain mampu mengarungi lautan berhari-hari. Di sini sudah disediakan aneka fasilitas seperti toilet, kantin, musala, TV, AC, stopkontak, hingga penyewaan tikar.
Demikian pengalaman saya solo traveling ke Lombok naik kapal Legundi. Tertarik mencobanya? Next