Teman Traveler bersiap-siap ya karena sepanjang 2019 dapat menyaksikan wisata astronomi. Bahkan salah satunya akan terjadi malam ini, walau tidak bisa dilihat dari langit Indonesia. Fenomena menakjubkan tersebut adalah Gerhana Bulan “Super Blood Wolf Moon”. Terjadi saat orbit bulan berjarak sangat dekat dengan bumi. Berwarna kemerahan sebab bulan memantulkan cahaya matahari.
Baca juga : Idola Cafe Jember, Romantis dan Cozy Abis
Walaupun gerhana bulan “Super Blood Wolf Moon” hanya bisa dilihat di Amerika dan Eropa saja, namun masih ada beberapa fenomena astronomi di 2019 yang dapat disaksikan di langit Indonesia. Yuk langsung simak ulasan berikut.
Supermoon
Supermoon terjadi ketika orbit bulan berjarak paling dekat dengan bumi alias perigee. Perbedaan peristiwa ini dari bulan purnama normal adalah ukurannya yang lebih besar, baru terlihat jelas menggunakan alat. Tingkat cahaya bulan pun meningkat sekitar 30 persen, walau pun tidak mudah ditangkap oleh mata manusia.
Wisata astronomi 2019 ini akan terjadi di Indonesia kira-kira 3 kali. Tanggal 21 Januari, 19 Februari, dan 20 Maret. Supermoon terbesar di antara ketiganya adalah tanggal 19 Februari 2019.
Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana Bulan Sebagian atau Parsial terjadi saat sebagian penampang bulan tertutup oleh bayangan umbra bumi. Sedangkan bagian bulan lainnya di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang mencapai bulan. Fenomena ini akan terjadi pada tanggal 17 Juli 2019, di hampir seluruh penjuru Indonesia. Fase ini biasanya berjalan selama kira-kira 5 jam, dimulai dari pukul 1.30 dini hari.
Hujan Meteor
Langit Indonesia pun akan menjadi jalur Hujan Meteor Perseid dan Orionid. Kecepatan Meteor Perseid kira-kira 60 kilometer per jam, dengan kilat terang dan ekor cahaya panjang. Hujan Meteor Perseid berasal dari ekor komet Swift Tuttle yang mengorbit matahari 130 tahun sekali. Sedangkan Hujan Meteor Arionid berasal dari pecahan komet Halley, yang melewati bumi setiap 76 tahun sekali. Wisata astronomi 2109 berupa hujan meteor ini akan terjadi pada 13 Agustus 2019 untuk Perseid, sedangkan Orionid tanggal 21 Oktober 2019.
Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari Cincin atau disebut juga Ring of Fire, terjadi apabila ukuran piringan bulan saat puncak gerhana lebih kecil, lalu menutupi sebagian piringan matahari. Bagian yang tidak tertutup oleh bulan tersebut akan berbentuk seperti cincin bercahaya. Wisata astronomi 2019 ini akan terjadi pada 26 Desember 2019. Wilayah yang tepat untuk menyaksikannya adalah Pulau Sumatera dan Kalimantan. Diantaranya Aceh Singkil, Sibolga, Tanjungpinang, Singkawang, Derawan, dan lainnya.
Itulah sekian wisata astronomi 2019 yang dapat disaksikan di Indonesia. Namun pastikan tidak terhalang mendung maupun awan. Jangan lupa tanggalnya dicatat ya. Next