Wakatobi merupakan kependekan dari empat pulau utama di area ini, Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Terkenal dengan panorama alam menawan, kekayaan biota laut, serta terumbu karang di lautan lepas yang menambah keindahan saat snorkeling dan diving. Tak hanya wisata bahari, ada beragam wisata di Pulau Wangi-wangi yang menarik untuk disambangi. Salah satunya bahkan menyimpan sejarah, lho. Apakah itu?
Baca juga : Menjelajah Wisata Nusa Tenggara Timur yang Belum Banyak Dikunjungi
Pemandian Kontamale
Wisata Pulau Wangi-wangi yang bisa dikunjungi pertama berupa pemandian umum, dengan letak strategis berjarak sekitar 100 meter saja dari jalan raya. Area ini memiliki air jernih berwarna kebiruan dengan panorama sekitar menawan, berada di antara ceruk Gua Karang Wanci dan Sombu.
Ada beberapa lokasi kolam di kawasan Kontamale, baik yang dangkal maupun dalam. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat mandi atau berenang, penduduk sekitar pun terkadang mencuci pakaian di sini. Namun airnya tetap jernih, kok.
Onemohute
Wakatobi memang dikenal memiliki panorama bawah laut elok yang diburu oleh pecinta snorkeling dan diving, salah satunya adalah Onemohute di Pulau Wangi-wangi. Teman Traveler bisa menyaksikan beragam terumbu karang berwarna-warni dan biota laut lainnya.
Selain itu, Teman Traveler juga bisa menyaksikan lumba-lumba yang biasanya muncul ke atas permukaan air pada saat tertentu. Teman Traveler juga bisa singgah di Pelabuhan Mola Raya, yang dapat ditempuh selama sekitar 20 menit dari Kota Wanci Pulau Wangi-wangi, menggunakan perahu.
Desa Liya Togo
Tidak hanya alam, Teman Traveler juga bisa mengunjungi Desa Liya Togo. Desa ini memiliki beberapa situs sejarah serta kebudayaan masyarakat sekitar, sebut saja makam di area Benteng Keraton Kesultanan Buton dan baruga, merupakan situs bangunan bersejarah yang digunakan untuk tempat bermusyawarah.
Untuk memasuki situs ini, pelancong harus mengenakan sarung dari kain tenun khas area ini. Laki-laki memakai sarung sampai di bawah lutut, para perempuan mengenakan sarung yang diikat ke salah satu pundak. Sebelah kiri bagi yang belum menikah, sisi kanan bagi yang sudah menikah. Berbagai atraksi ditawarkan Desa Liya Togo, sebut saja melihat pembuatan kain tenun tradisional, melihat dari dekat rumah tradisional, dan banyak lainnya. Wisatawan yang singgah di sini pun akan diberi minuman selamat datang yaitu jus Sampalu atau buah asam.
Desa Mola
Wisata Pulau Wangi-wangi selanjutnya adalah Desa Mola. Di sini Teman Traveler dapat mengenal Suku Bajo lebih dalam, salah satunya dengan menyusuri perkampungan menggunakan perahu. Setidaknya 16.000 suku Bajo tinggal di Pulau Mola. Meninggali rumah tancap yang dibangun di atas laut. Suku Bajo memang identik dengan laut dan ikan, mata pencaharian suku ini pun sebagai nelayan. Teman Traveler pun bisa berinteraksi dengan penduduk Desa Mola, terutama dengan anak-anak suku Bajo. Akan ada tour guide untuk menjelaskan lebih detail tentang kehidupan Suku Bajo.
Teman Traveler yang ingin menjelajah Pulau Wangi-wangi, bisa menggunakan kapal dari Pelabuhan Buton atau pesawat menuju Bandara Haluoleo Kendari, dilanjutkan dengan naik kapal menuju Pulau Wangi-wangi. Berminat untuk berlibur di sini? Next