Wisata spiritual ternyata tak hanya dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu, seperti masjid, gereja atau yang lainnya. Kini, di Bandung ada wisata spiritual unik bernama Wot Batu.
Baca juga : Omah Pedes Jogja, Perpaduan Lauk dan Aneka Pilihan Sambal yang Nikmat di Dekat Malioboro
Masuk ke dalam area Wot Batu perjalanan Teman Traveler seakan memasuki dimensi spiritual hasil intuisi seorang Sunaryo, seniman ternama Indonesia. Perjalanan spiritual tersebut ia narasikan dengan susunan batu yang bermacam-macam. Kalau kalian ingin tahu lebih jelas, simak ulasan di bawah ini.
Ada Batu Abah dan Ambu
Sepasang batu menyambut Teman Traveler di ujung lorong, yakni Batu Abah. Dengan tinggi memanjang memiliki bentuk serupa phallus sebagai Lingga yang menjadi simbol maskulin. Kemudian ada pasangannya yaitu Batu Ambu yang bentuknya bulat melebar sebagai Yoni simbol keperempuanan.
Batu Abah didatangkan dari Bali, sedangkan Batu Ambu dari India. Perjalanan panjang kedua batu ini melambangkan gagasan dualisme yang mendasari pola pikir masyarakat tradisi Indonesia mengenai keseimbangan yang saling melengkapi dalam semesta.
Batu Antara Bumi dan Langit
Berjalan sedikit, di sisi tembok terdapat Batu Antara Bumi dan Langit. Disusun dari batu-batu yang ditanam di tanah dan terletak melayang, karya ini menggambarkan hubungan dualisme yang selaras dengan Batu Abah dan Batu Ambu – antara Ayah Langit dan Ibu Bumi yang saling melengkapi.
Batu Antara Bumi dan Langit juga hadir sebagai penyeimbang terhadap Panggung Kehidupan di sebelahnya. Susunan batu ini menggambarkan alam hayat “yang lain” dalam bayang-bayang, imajinasi dan intuisi. Batu-batu yang terletak melayang merupakan batuan granit yang berasal dari Eropa Selatan.
Ada Batu Waktu
Di sini juga ada batuan bernama Batu Waktu. Hadir dalam konfigurasi putaran roda-roda gigi logam, yang bekerja secara harmonis saling mempengaruhi satu sama lain. Batu Waktu bekerja dengan energi sinar matahari, lekang dengan siklus waktu yang dapat manusia tempuh.
Di batu tersebut terdapat tulisan “Hana nguni hana mangke, Tan hana nguni tan hana mangke” yang merupakan amanat dari Raja Galunggung. Artinya adalah apabila ada masa sekarang, maka akan ada masa nanti
Terdapat Lawang Batu
Selanjutnya, ada batu lain yang tak kalah menarik. Disebut Lawang Batu yang menggenapkan perjalanan kehidupan. Batu ini menjadi perlambangan gerbang menuju alam baka sesudah kematian. Lawang Batu dibubuhkan dengan corak sidik jari, yang merupakan lambang dari kehidupan manusia itu sendiri.
Terdapat Batu Sapuluh
Kemudian ada Batu Sapuluh yang merupakan karya dari susunan bertingkat sepuluh buah batu. Batu ini menjadi simbol dari energi Ilahi yang mengangkat kita ke langit menuju kesadaran.
Disusun bertumpuk, berat batu yang menekan ke bawah akibat gravitasi juga seolah menyeimbangkan dirinya sendiri. Hal ini selaras dengan maksudnya yang berarti menjunjung.
Ada Batu Air
Terakhir, ada Batu Air yang menggambarkan pemahaman Sunaryo tentang akhir dari kehidupan. Terletak di ujung kolam yang tanpa batas, menggambarkan alam baka yang tenang dan sebagai tanda kembalinya manusia kepada semesta. Lalu, dari sudut pandang inilah Teman Traveler akan disajikan pemandangan indahnya kota Bandung dari ketinggian.
Secara keseluruhan Wot Batu di Bandung ini memiliki 11 Instalasi batu yang terdiri dari 135 + 1 batu yang disusun secara konseptual dan harmonis. Setiap Instalasi memiliki barcode yang terintegrasi dengan aplikasi digital bernama Digital Assistant Wot Batu. Fungsinya sebagai panduan deskripsi dan makna yang terkandung dari setiap Instalasi batu yang ada. Kalau kalian tertarik, bisa langsung datang ke Jl. Bukit Pakar Timur No. 98, Dago, Bandung. Next